-->

Gubernur Aceh Hadiri Pelantikan BEM Unsyiah

12 Februari, 2016, 23.47 WIB Last Updated 2016-02-12T16:47:23Z
BANDA ACEH Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah menghadiri pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan pelantikan 23 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),  di Gedung AAC Dayan Dawood, Kampus Unsyiah, Darussalam, Jumat (12/2). Pelantikan tersebut juga dihadiri semua petinggi kampus Unsyiah, perwakilan Polda, perwakilan Kodam, serta Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh.

Dalam sambutan di depan mahasiswa, Gubernur Zaini mengatakan, bahwa mereka para mahasiswa adalah tokoh yang berperan besar perdamaian Aceh. “Pantas jika julukan ‘agent of change’ diberikan kepada mahasiswa Aceh,” kata gubernur dalam pelantikan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), pengurus Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unsyiah, di Gedung AAC Dayan Dawood, Jumat (12/2).

Gubernur menyebutkan, banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan sistem pemerintahan karena dorongan dan peran aktif dari gerakan mahasiswa. Ketiga lembaga tersebut (DPM, UKM dan BEM), kata gubernur, tidak hanya mampu menghadirkan perubahan di lingkungan kampus, tapi menjadi kekuatan inti dalam mendorong hadirnya perubahan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat.

Sebagai pimpinan tertinggi dalam pemerintahan di Aceh, gubernur telah memerintahkan semua lembaga peiahmerintah untuk membangun komunikasi dengan mahasiswa. “Dalam hal ini Biro Humas siap memfasilitasi mahasiswa dalam membangun komunikasi jika ada hal-hal yang perlu diluruskan,” ujar Gubernur.

Pemerintah Aceh, kata Gubernur Zaini, telah menyediakan beasiswa bagi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan, baik di dalam dan luar negeri. “Ini kesempatan emas,” kata gubernur. “Harus ada perbaikan dalam semua bidang, khususnya pendidikan. Biaya pendidikan kita 20% dari APBA. Ini untuk anda-anda semua,” ujarnya.

Sementara Rektor Unsyiah. Prof. Dr. Samsul Rizal menyebutkan, kegiatan itu hendaknya tidak hanya menjadi rutinitas tahunan semata. “Harus ada warna bary bagi kampus ini. Anda harus bekerja untuk mahasiswa dan untuk Aceh. Jangan bekerja untuk satu golongan saja,” tegas rektor.

Secara khusus, rektor menyinggung dinamika yang terjadi di Aceh. Saat ini, kata rektor, para tamu yang datang  ke Aceh melihat warung-warung kopi yang penuh hingga malam hari. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda yang kemungkinan adalah mahasiswa. “Anda sebagai mahasiswa harus mengawasi. Jangan lagi di atas jam 10 kalian di warung kopi,” kata Samsul. “Silakan anda ke pustaka Unsyiah. Jika perlu, saya akan sediakan kopi. Pustaka kita terbuka 24 jam,” ujarnya disambut tepuk tangan mahasiswa.

Kepada mahasiswa, Guberbur Zaini dan Rektor Unsyiah meminta untuk tidak terlena. Apalagi, pemuda Indonesia harus punya kapasitas dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) “Jangan sampai buaya krueng teudeng-deng, buaya tamong meuraseki – melihat orang luar sukses di negeri kita,” ujar Samsul Rizal mengkiaskan.

Untuk menyongsong pendidikan yang lebih baik, Samsul Rizal meminta kepada pemerintah Aceh untuk membuat program pendidikan, yaitu, satu keluarga, satu sarjana. [Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini