BANDA ACEH – Pemerintah Aceh terus berupaya mencari solusi terbaik
agar para penanam ganja beralih menanam tanaman pertanian yang tidak melanggar hukum.
Tidak sebatas memberikan bantuan pertanian, disisi lain Pemerintah juga gencar mengundang
investor untuk berinvestasi di Aceh agar tercipta lapangan kerja baru.
Hal tersebut disampaikan
oleh Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, kepada awak media, saat menghadiri undangan
makan malam bersama Kapolda Aceh, Irjen Pol Hussein Hamidi, di Rumah Dinas Kapolda
Aceh, yang berada di kawasan Lapangan Blang Padang, (Sabtu, 27/2/2016).
“Tadi siang, Pak Kapolda beserta tim dan Kadiv Humas
Mabes Polri telah menemukan ladang ganja seluas 54 hektar, di kawasan Seulawah,
Aceh Besar. Dalam konteks pencegahan ini tentu saja hal yang membahagiakan kita
semua. Namun disisi lain, hal ini tentunya sangat merisaukan kita semua jika tidak
dicarikan solisi terbaik. Kita tentu saja tidak ingin ini terus berulang,” ujar
Gubernur.
Memang bukan hal yang mudah, lanjut Gubernur, namun
kita terus mencoba mencari alternatif lain untuk mengalihkan para penanam ganja
ini untuk bertani dan menanam tanaman produk pertanian lainnya yang tidak melanggar
hukum.
Pria yang akrab disapa Doto Zaini itu menyatakan,
luasnya wilayah hutan Aceh dan kebiasaan para penanam ganja yang selalu berpindah-pindah
mengakibatkan aparat kepolisian harus bekerja ekstra. Oleh karena itu, pria
yang akrab disapa Doto Zaini itu, merasa perlu agar pusat memberikan bantuan berupa
helikopter kepada Polda Aceh untuk melakukan razia udara.
“Penemuan ladang ganja setiap tahunnya saya kira
bukan dikarenakan kinerja kepolisian yang tidak maksimal, namun karena kebiasaan
para penanam ganja yang selalu berpindah-pindah. Kondisi ini ditambah lagi dengan
lokasi penanaman yang sering dilakukan di wilayah yang sulit dijangkau,” sambung
Gubernur.
Mengingat kondisi geografis hutan Aceh yang luas,
berbukit dan curam ini tentu saja membutuhkan dukungan udara. Doto Zaini berpendapat,
bahwa Aceh butuh bantuan helikopter yang akan digunakan untuk melakukan pemantauan
dari udara.
“Jadi, saya kira Aceh butuh helikopter untuk melakukan
razia udara. Kita berharap Pemerintah Pusat dapat membantu diprioritaskan agar segera
kami dapatkan, sehingga bisa segera digunakan untuk melakukan razia via udara,”
ujar Doto Zaini.
Tak Cukup Pendekatan
Hukum
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menegaskan,
bahwa pendekatan hukum tidak cukup ampuh untuk menghentikan kebiasaan para penanam
ganja karena alasan mereka menanam barang haram tersebut adalah keterbatasan ekonomi.
“Ini adalah penyakit, jadi kita harus sesuaikan jenis
hukumannya. Jika hanya sebatas hukuman maka saya kira tidak akan selesai. Intinya
adalah sosialisasi yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai bahaya
dan efek buruk barang haram tersebut,” tambah Doto Zaini.
Gubernur meyakini, jika sosialisasi sudah dilakukan
secara merata serta memberikan bantuan pertanian untuk masyarakat, maka para penanam
ganja dengan sendirinya akan sadar dan beralih dengan sendirinya.
Doto Zaini juga mengungkapkan, selama ini Pemerintah
Aceh juga gencar mengundang investor untuk berinvestasi dan menanamkan modalnya
di Aceh. Kehadiran para investor diharapkan akan mampu membuka lapangan pekerjaan
baru sehingga memberikan alternatif lain kepada para penanam ganja untuk memilih
jenis pekerjaan yang cocok.
Saat ini Pemerintah terus mempromosikan kepada pelaku
usaha agar berinvestasi di Aceh karena Aceh adalah daerah yang memang sangat aman
untuk berinvestasi.
“Secara keseluruhan, kondisi Aceh sudah sangat kondusif.
Masyarakat dapat beraktivitas dengan tenang, jumlah kunjungan wisatawan juga terus
meningkat setiap tahunnya. Semoga ini menjadi tolok ukur bagi para Investor untuk
berinvestasi di daerah kita,” pungkas Gubernur Aceh.
Sejumlah pejabat terlihat
menghadiri jamuan makan malam tersebut, diantaranya Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen
Pol DR H Anton Charlian, Mantan Kapolda Aceh, Herman Effendi, Wakil Ketua DPRA,
Sulaiman Abda, serta Ustad Samunzir, pimpinan Majelis Zikrullah Aceh. [Red]