-->

Dinkes Aceh Targetkan 90% Bayi dan Balita Mendapat Imunisasi

16 Februari, 2016, 21.26 WIB Last Updated 2016-02-16T14:27:01Z
BANDA ACEH Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menargetkan bisa memvaksin seluruh bayi yang lahir di Aceh. Hal itu dilakukan untuk mencegah virus polio menyerang para bayi. Kalau sudah terkena virus akan susah diobati. Makanya perlu divaksin, kata Kepada Dinas Kesehatan Aceh, dr. M. Yani, M.Kes, saat acara advokasi dan sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional Polio dan pengenalan Inactivated Poliomielitis Vaccine dalam rangka menyambut Pekan Imunisasi Nasional Polio di Hotel Hermes Palace, Selasa (16/02).

Hingga kini, presentase imunisasi di Aceh masih dibawah rata-rata nasional, yaitu sekitar 74%. Sementara pada tingkat nasional imunisasi di tiap daerah ditargetkan mencapai 90% dari bayi yang lahir. “Target kita, melalui PIN Polio ini, presentase imunisasi di Aceh meningkat dan mencapai rata-rata nasional agar Aceh aman dan terbebas dari Polio,” ujar M. Yani. “Minimal 90 persen bayi yang lahir bisa divaksin.”

M Yani menyebutkan, imunisasi merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mengeliminasi virus polio. Pemerintah, kata M Yani, berkomitmen untuk menjadikan Indonesia bebas polio. Melalui PIN Polio tersebut, kata M Yani, partisipasi masyarakat untuk melakukan imunisasi pada bayi bisa lebih meningkat. 

M Yani mengatakan, advokasi dan sosialisai tersebut dianggap penting kerena berkaitan dengan komitmen global untuk pencegahan polio di seluruh dunia. “Ini bentuk komitmen dari seluruh negara untuk mewujudkan dunia yang bebas dari virus polio,” kata M Yani

Sementara Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan, MM, mengatakan kegiatan advokasi dan sosialisasi tersebut merupakan agenda penting untuk persiapan menghadapi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang akan digelar serentak di seluruh Indonesia tanggal 8 sampai 15 Maret 2016

"Aceh harus ambil bagian secara maksimal dalam kegiatan itu, ini adalah upaya dan kerja keras kita untuk melindungi anak-anak Aceh dari ancaman penyakit polio," kata Dermawan. Ia menyebutkan, imunisasi merupakan pencegahan terbaik. Selain murah, imunisasi juga efektif. Vaksin yang digunakan adalah produksi dalam negeri yang sesuai dengan standar WHO.

Indonesia memang sudah menerima sertifikat dari WHO sebagai negara yang bebas polio. Tapi, kata Dermawan, tidak ada yang bisa memastikan bahwa penyakit tersebut sudah terkikis habis di Indonesia. "Potensi kehadirannya bisa saja ada, itu sebabnya kita perlu meningkatkan kewaspadaaan dengan cara imunisasi agar  anak kita terhindar dari penyakit polio," ujar Dermawan

Dermawan menambahkan, program PIN Polio yang sudah dilaksanakan secara massal beberapa tahun terakhir terbukti efektif untuk menghentikan penyebaran penyakit itu.  Namun, kata Dermawan, masyarakat dihimbau untuk tidak lalai dan tidak behenti memberikan imunisasi kepada anak. “Imunisasi polio harus terus ditingkatkan sesuai tahapan yang dianjurkan.”

Dermawan menambahkan, masih banyak keluarga yang tidak memenuhi tahapan pemberian Imunisasi. Data Dinas Kesehatan tahun 2015 menunjukkan, dari total jumlah bayi yang lahir di Aceh—sekitar 107.000—  hanya 74,1% yang mengikuti imunisasi lengkap sesuai tahapan, sisanya tidak lengkap. Bila dilihat dalam kurun waktu empat tahun (2012-2015), diperkirakan ada 565. ribu bayi dan Balita di Aceh, dan 80 ribu diantaranya tanpa diimmunisasi lengkap

"Kita kuatirkan jika imunisasi tidak lengkap, daya tahan anak akan rendah. Kita harus mendorong semua keluarga untuk mematuhi aturan imunisasi sesuai dengan tahapan yang ditentukan,” kata Dermawan

Pada kesempatan tersebut, Dermawan mengajak semua pihak agar turut aktif dalam mengkampanyekan imunisasi kepada masyarakat supaya PIN Polio Nasional pada bulan Maret mendatang berjalan dengan sukses. [rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini