Aryos Nivada.IST |
BANDA ACEH - Pernyataan Sekjen DPP Partai Nasional Aceh (PNA)
Muharam Idris dan ketua DPW PNA lainnya kepada media massa seharusnya terjadi
setelah pembahasan di internalnya terlebih dahulu, sehingga publik memiliki
informasi utuh tentang dinamika tersebut. Berbalas pantun antar elit PNA tidak
akan menumbuhkan simpati bahkan berpotensi menjauhkan sosok dan PNA itu sendiri
dari proses politik.
Hal
itu dikatakan Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada, dalam siaran
tertulisnya, Minggu (14/2).
Menurutnya,
mandeknya komunikasi dalam mencari titik temu kesepakatan di internal PNA
menyingkapi Pilkada 2017, seharusnya tidaklah diumbar ke publik. Seharusnya
mekanisme internal dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi PNA.
Soliditas dan
konsolidasi menjadi syarat utama bagi partai politik untuk mampu mewarnai di
Pilkada 2017 nantinya.
Jika
hal itu PNA tidak mampu mewujudkan, kata Aryos, maka nilai tawar secara politik
akan semakin lemah di mata partai lain. Sekali lagi jangan sampai PNA sebagai
sebuah partai yang memiliki kursi di parlemen bisa terpuruk, ketika soliditas
dan kesepakatan internal belum selesai diterima secara bersama dan penuh
tanggung jawab di internal mereka.
Peneliti
Jaringan Survey Inisiatif ini melihat PNA sebuah partai yang masih terjebak
pada pengaruh sosok yang mempengaruhi internalnya. Terlalu dominan pengaruh sosok
akan cenderung membuat partai tidak sehat secara kepartaian dan demokratis.
Penting pengaruh sosok ketika ditempatkan pada kepentingan kepartaian yang
lebih besar tidak hanya sebatas kepentingan pribadi.
Logika
politik, urainya, ketika terlalu banyak manuver politik yang dilakukan kader
atau elit PNA semakin membuat PNA terjebak dalam pusaran masalah terlalu dalam.
Semoga PNA tidak terisolasi dari proses politik dan demokrasi di Aceh akibat
dari permasalahan internal, walaupun itu sebuah dinamika yang wajar. Terlalu
sering tidak wajar juga dimata publik dan konsistuennya. [Red]