-->

Aryos: Berbalas Pantun antar Elit PNA Tidak akan Menumbuhkan Simpati

15 Februari, 2016, 06.38 WIB Last Updated 2016-02-15T02:58:31Z
Aryos Nivada.IST
BANDA ACEH - Pernyataan Sekjen DPP Partai Nasional Aceh (PNA) Muharam Idris dan ketua DPW PNA lainnya kepada media massa seharusnya terjadi setelah pembahasan di internalnya terlebih dahulu, sehingga publik memiliki informasi utuh tentang dinamika tersebut. Berbalas pantun antar elit PNA tidak akan menumbuhkan simpati bahkan berpotensi menjauhkan sosok dan PNA itu sendiri dari proses politik.

Hal itu dikatakan Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada, dalam siaran tertulisnya, Minggu (14/2).

Menurutnya, mandeknya komunikasi dalam mencari titik temu kesepakatan di internal PNA menyingkapi Pilkada 2017, seharusnya tidaklah diumbar ke publik. Seharusnya mekanisme internal dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi PNA.

Soliditas dan konsolidasi menjadi syarat utama bagi partai politik untuk mampu mewarnai di Pilkada 2017 nantinya.

Jika hal itu PNA tidak mampu mewujudkan, kata Aryos, maka nilai tawar secara politik akan semakin lemah di mata partai lain. Sekali lagi jangan sampai PNA sebagai sebuah partai yang memiliki kursi di parlemen bisa terpuruk, ketika soliditas dan kesepakatan internal belum selesai diterima secara bersama dan penuh tanggung jawab di internal mereka.

Peneliti Jaringan Survey Inisiatif ini melihat PNA sebuah partai yang masih terjebak pada pengaruh sosok yang mempengaruhi internalnya. Terlalu dominan pengaruh sosok akan cenderung membuat partai tidak sehat secara kepartaian dan demokratis. Penting pengaruh sosok ketika ditempatkan pada kepentingan kepartaian yang lebih besar tidak hanya sebatas kepentingan pribadi.

Logika politik, urainya, ketika terlalu banyak manuver politik yang dilakukan kader atau elit PNA semakin membuat PNA terjebak dalam pusaran masalah terlalu dalam. Semoga PNA tidak terisolasi dari proses politik dan demokrasi di Aceh akibat dari permasalahan internal, walaupun itu sebuah dinamika yang wajar. Terlalu sering tidak wajar juga dimata publik dan konsistuennya. [Red]
Komentar

Tampilkan

Terkini