-->

Angkot Ugal-Ugalan, Panglima Denai Macet

25 Februari, 2016, 09.57 WIB Last Updated 2016-02-25T02:58:24Z
MEDAN –  Jalan Panglima Denai yang biasa tenang dan tertib, tampak  berbeda dengan hari –hari biasanya. Jalanan yang biasa lengang pada tengah hari tampak padat merayap, Rabu (24/02/2016).

Kemacetan tersebut diakibatkan supir angkutan kota (angkot) KPUM 97 dengan plat BK 1208 UE terparkir di jembatan sungai dengan posisi bus mengarah ke badan jalan. Dan dilokasi tampak sang supir  beradu mulut dengan sesama pengguna jalan lain yang merasa dirugikan dengan tindakan dari sang supir angkot tersebut yang belum diketahui identitasnya. Tanpa menyelesaikan masalah sang supir langsung meninggalkan tempat kejadian perkara.

Salah seorang pengguna jalan M. Manulang (50), mengungkapkan bahwa angkutan tersebut tampak memacu kendaraannya dari arah terminal Amplas tanpa memperhatikan kendaraan yang lain.

“Sudah sejak dari arah Amplas, angkot tadi ngebut, nampaknya sedang dengan angkot lain yang sama-sama berebut sewa. Sampai di titi Denai nampak  senggolan sama truk. Berantamlah orang itu,” ungkap PNS di Pemko Medan itu.

Masyarakat sekitar sudah cukup resah dengan tindakan yang dibuat oleh para supir angkutan yang ugal-ugalan dan tidak memperhatikan keselamatan penumpang dan para pengguna jalan.

“Tadi sudah sempat ada penumpang yang menjerit dan meminta turun karena ketakutan dengan ulah supir yang membawa kendaraan membahayakan itu. Tapi dia nampaknya tidak mengindahkan. Perbuatan tersebut harus menjadi perhatian bagi Satlantas dan para pengusaha angkutan untuk menertibkannya biar jangan tambah menjadi,” ungkap Manulang geram.

Hal senada juga diungkapkan oleh warga setempat Andi (31), yang menyebutkan bahwa akibat keributan tersebut sempat terjadi pemukulan terhadap sopir yang dilakukan para warga karena kesal atas sikap yang dilakukan sopir.

“Tadi sempat dipukul kawan itu, sudah resah warga disini dengan tingkah sopir-sopir yang ugal-ugalan. Udah salah dia masih mentiko lagi. Kena pukulah dia sama masyarakat sini,” imbuh Andi.

Kejadian main hakim sendiri juga kerap terjadi di wilayah hukum Medan Denai karena tindakan dari para supir angkutan yang tidak terpuji.

“Kami waga disini juga berharap kepada pihak yang berwajib serta Organda untuk memberikan tindakan tegas kepada para supir nakal, karena bila tidak ada tindakan dikhawatirkan masyarakat mengambil sikap masing-masing sehingga tindakan main hakim sendiri tidak terhindarkan. Ini bentuk akumulasi kemarahan warga dan tidak tertutup kemungkinan lebih parah lagi,“ pungkas Andi.[Irfandi]
Komentar

Tampilkan

Terkini