MEDAN – Jalan
Panglima Denai yang biasa tenang dan tertib, tampak berbeda dengan hari –hari biasanya. Jalanan
yang biasa lengang pada tengah hari tampak padat merayap, Rabu (24/02/2016).
Kemacetan tersebut diakibatkan supir angkutan kota (angkot)
KPUM 97 dengan plat BK 1208 UE terparkir di jembatan sungai dengan posisi bus
mengarah ke badan jalan. Dan dilokasi tampak sang supir beradu mulut dengan sesama pengguna jalan
lain yang merasa dirugikan dengan tindakan dari sang supir angkot tersebut yang
belum diketahui identitasnya. Tanpa menyelesaikan masalah sang supir langsung
meninggalkan tempat kejadian perkara.
Salah seorang pengguna jalan M. Manulang (50), mengungkapkan
bahwa angkutan tersebut tampak memacu kendaraannya dari arah terminal Amplas
tanpa memperhatikan kendaraan yang lain.
“Sudah sejak dari arah Amplas, angkot tadi ngebut, nampaknya
sedang dengan angkot lain yang sama-sama berebut sewa. Sampai di titi Denai
nampak senggolan sama truk. Berantamlah
orang itu,” ungkap PNS di Pemko Medan itu.
Masyarakat sekitar sudah cukup resah dengan tindakan yang
dibuat oleh para supir angkutan yang ugal-ugalan dan tidak memperhatikan
keselamatan penumpang dan para pengguna jalan.
“Tadi sudah sempat ada penumpang yang menjerit dan meminta
turun karena ketakutan dengan ulah supir yang membawa kendaraan membahayakan
itu. Tapi dia nampaknya tidak mengindahkan. Perbuatan tersebut harus menjadi
perhatian bagi Satlantas dan para pengusaha angkutan untuk menertibkannya biar
jangan tambah menjadi,” ungkap Manulang geram.
Hal senada juga diungkapkan oleh warga setempat Andi (31),
yang menyebutkan bahwa akibat keributan tersebut sempat terjadi pemukulan
terhadap sopir yang dilakukan para warga karena kesal atas sikap yang dilakukan
sopir.
“Tadi sempat dipukul kawan itu, sudah resah warga disini
dengan tingkah sopir-sopir yang ugal-ugalan. Udah salah dia masih mentiko lagi.
Kena pukulah dia sama masyarakat sini,” imbuh Andi.
Kejadian main hakim sendiri juga kerap terjadi di wilayah
hukum Medan Denai karena tindakan dari para supir angkutan yang tidak terpuji.
“Kami waga disini juga berharap kepada pihak yang berwajib
serta Organda untuk memberikan tindakan tegas kepada para supir nakal, karena
bila tidak ada tindakan dikhawatirkan masyarakat mengambil sikap masing-masing
sehingga tindakan main hakim sendiri tidak terhindarkan. Ini bentuk akumulasi
kemarahan warga dan tidak tertutup kemungkinan lebih parah lagi,“ pungkas
Andi.[Irfandi]