IST |
SIGLI - Dokter Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Umum (RSU) Tgk Chik Ditiro diduga telantarkan pasien kritis hingga 4 jam,
Selasa 19 Januari sekitar pukul 2.00 WIB dini hari.
Faizah Adrifa (8) warga Blang Asan, Kecamatan Kota Sigli,
dibawa keluarga karena sesak nafas, baru ditangani dokter sekira pukul 6.00 WIB.
Rahmad Idris, orang tua pasien merasa kecewa dengan sikap
dokter yang bertugas di IGD, anaknya yang sedang kritis butuh penanganan segera
dari pihak medis mungkin karena sesak nafas, hanya ditangani perawat saja yang
hasilnya tidak maksimal.
“Saya bawa larikan anak ke IGD pukul 2.00 WIB, tapi tidak
seorang pun dokter masuk melihat dan menangani pasien. Meski perawat sudah
berupaya membangunkan dokter, tapi tidak ditanggapi.
Anak saya hanya ditangani perawat dengan kemampuan ilmu
terbatas,” ungkap Rahmad, Selasa 19 Januari 2016.
Sebut Rahmad, anaknya baru ditangani serius dokter sekitar
pukul 6.00 WIB atau setelah 4 jam sejak masuk. Padahal anaknya yang menderita
asma harus mendapatkan pertolongan medis secepatnya.
Selama empat jam hanya diberikan oksigen tanpa penanganan
lebih lanjut dari dokter, sementara kondisi kesehatan anaknya sangat harus
mendapat pertolongan segera.
“Kinerja petugas medis di RSU Sigli harus dievaluasi,
sehingga hal seperti dia alami tidak terulang lagi pada pasien lain. Padahal,
baru sehari sebelumnya, Senin 18 Januari 2016, Bupati Pidie H. Sarjani Abdullah
dalam apel di depan RSU Sigli menegaskan agar petugas memberikan pelayanan
maksimal kepada pasien yang butuh layanan kesehatan.
“Bupati harus mengevaluasi kembali kinerja petugas medis,
sehingga citra pemerintah dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat khusus di RSU tidak
semakin buruk,” desak Rahmad.
Sementara Direktur RSU Tgk Chik Ditiro drg. M. Reza Faisal,
MARS, mengaku akan memanggil dokter piket pada malam kejadian untuk menanyakan
langsung serta akan menegurnya.
“Hal itu tidak boleh terjadi, saya akan menegur dokter piket
agar tidak terulang lagi di hari mendatang,” tegas Faisal. [Rajali]