LHOKSUKON - Petani tambak di kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh
Utara meminta kepada pemerintah untuk mengeruk tambak yang dangkal pasca
musibah tsunami beberapa tahun silam.
Menurut petani, pengerukan penting dilakukan
guna meningkatkan hasil tambak maksimal. Sebab jika tambak dangkal, maka ikan atau udang yang dibudidayakan bisa terlambat
dipanen.
"Kami
mengarapkan pemerintah segera mengeruk kembali tambak yang sudah dangkal sejak
pasca tsunami menerjang kawasan pesisir pesisir Seunuddon,”
ujar salah seorang petani tambak, Edi Amri (40), saat berbincang dengan
lintasatjeh.com, Senin (4/1/2016).
Padahal,
dalam hal ini masyarakat sudah lama mengadukan permasalahan tersebut ke dinas
terkait namun sampai saat ini mendapat respon terkait keluhan masyarakat.
Hal senada dikatakan anggota DPRK Aceh Utara, Hasanusi. katanya, pasca tsunami, tambak di kecamatan tersebut belum ada
renovasi, sehingga banyak tambak yang dangkal. Menurutnya, seharusnya
pemerintah lebih memperhatikan tambak yang merupakan sumber pendapatan
masyarakat peisisir.
Sementara
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Seunuddon,
Darwis mengatakan seratusan tambak di Seunuddon sudah dangkal, namun Darwis
mengaku belum punya data pasti berapa hektar tambak yang sudah dangkal.
“Saya belum berani
menebak berapa hektar karena kami belum mendatanya, yang jelas banyak tambak yang
sudah dangkal,” ujar Darwis.
Darwis
menyebutkan untuk luas tambak di Seunuddon sekitar 3. 298 hektar. Petani tambak
di Seunuddon membudidayakan ikan dan udang, namun menurutnya beberapa
tahun terakhir hasil tambak berupa udang terkena virus sehingga sering mengalami
gagal panen. [pin]