Sayyid Almahdaly. (Foto: Gmail) |
KURANGNYA aktifis dan bertambah banyaknya pemuda yang
berorientasi pada jabatan politik membuat pergerakan pemuda di Aceh di ambang
kehancuran. Melihat kondisi ini sangat berbeda jauh dengan kondisi
pergerakan pemuda Aceh dahulu, yang kompak dan solid dalam memperjuangkan
hak-hak rakyat, ini dibuktikan dengan fakta sejarah pada semangat pemuda dalam
menggagas referendum di Aceh.
Jika, seandainya hari ini aktifis pemuda masih
seperti saat itu, sungguh kita bisa melihat bagaimana peranan pemuda dalam
memerankan status sosialnya.
Hari ini, aktifis pemuda yang baru saja mengenal dunia
tersebut dengan terburu-buru langsung mengorientasikan kepentingannya pada
profitabilitas pribadi, mereka terlalu cepat menggadaikan idealisme dan
berujung pada ketetapan politik yang dimana pergerakannya dalam memperjuangkan
hak'hak rakyat telah dibatasi oleh dinding kepentingan politik, dan pemuda
seperti ini bukan lagi minoritas, akan tetapi mereka sudah mendominasi dalam
setiap pergerakan pemuda di Aceh.
Ada sebuah frame berfikir yang salah hari ini yang
bertebaran di kalangan pemuda, yang menyatakan bahwa, "aktifis butuh
hidup", sehingga dengan status nya sebagai aktifis sosial ia manfaatkan
untuk meraup sebanyak-banyaknya keuntungan agar hidup yang ia maksudkan didapat,
yang pada dasarnya, untuk menjadi aktifis sosial, diharuskan mempersiapkan diri
untuk miskin namun terhormat, bukan kaya tetapi menjadi "pelacur
politik".
Kita sangat menyayangkan akan kondisi ini, harapan untuk
menata pergerakan pemuda sudah terkontaminasi, netralitas kaum muda seakan
langka didapatkan. Kita yakin, penyebabnya adalah mental pemuda itu sendiri
yang terobsesi dengan kegelimangan materil hingga merusak status moril
individu.
Untuk saat ini, menyelamatkan generasi muda harus didasari
dari pintu pertama, yaitu membuka kembali pemikiran kaum muda melalui penanaman
idealisme serta semangat perjuangan aktifis-aktifis terdahulu yang tidak pernah
berorientasi pada hal lain selain kepentingan bersama. Dan solusi ini haru
dijadikan prioritas bagi para pemuda yang berhasil mempertahankan kemewahan
berfikir secara bebas untuk menyebarluaskan kepada generasi-generasi muda yang
masih belum mengarahkan kepentingannya.
Panggung politik memang selalu menyeret para-para generasi
muda untuk ikut andil didalamnya, kita tidak pernah tau dimana nantinya ia akan
berujung, seyogyanya menghindari keterlibatan politik adalah langkah
bermartabat bagi kaum muda saat ini. Dan memilih berdiri sendiri di kaki
sendiri dan memikirkan kepentingan-kepentingan bersama, berjuang bersama untuk
Aceh yang lebih baik adalah solusi terbaik bagi pemuda Aceh hari ini.
Penulis: Sayyid Almahdaly (Aktifis Paguyuban Aceh)