IST |
LUMAJANG - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Marwan Jafar, mengatakan, terbunuhnya aktivis antitambang pasir
liar Salim Kancil di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa
Timur (Jatim), adalah potret buruk perangkat desa yang tidak bisa
mengoptimalkan potensi desa, namun justru merusak lingkungan dengan menambang
pasir secara ilegal.
Menurut
dia, persoalan penambangan pasir liar di Desa Selok Awar-awar menjadi isu
nasional yang mendapat perhatian semua pihak, termasuk pemerintah pusat.
"Sebuah
desa yang memiliki potensi seharusnya dikembangkan dengan baik dan potensi
pasir yang berada di pesisir selatan harus dilestarikan bersama, agar tidak
merusak lingkungan," kata Marwan usai istighatsah dan doa bersama
memperingati 100 hari meninggalnya almarhum Salim Kancil, seperti dikutip
Antara, Minggu (3/1/2016).
Marwan
menyebut desa tempat tinggal almarhum Salim Kancil ini sebenarnya bisa menjadi
desa wisata pesisir. "Pada tahun 2016, anggaran untuk setiap desa dari
APBN sebesar Rp800 juta dan belum lagi ditambah anggaran dari APBD kabupaten
yang juga memberikan alokasi dana desa yang mencapai ratusan juta, sehingga
diharapkan dengan dana sebesar itu bisa mengembangkan potensi di masing-masing
desa, termasuk Desa Selok Awar-awar," tambahnya.
Bupati
Lumajang Asat Malik menyebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang serius
mengembangkan Desa Selok Awar-awar menjadi sebuah desa wisata pesisir.
"Kami sudah melakukan penanaman pohon mangrove dan cemara udang di pesisir
Pantai Watu Pecak dengan target total pohon yang ditanam mencapai 100.000
pohon," jelasnya.
Pemkab
Lumajang, lanjut dia, sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) terkait dengan pengembangan potensi ekowisata di Desa Selok
Awar-awar.
"Alhamdulillah
kami mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk mewujudkan
ekowisata pesisir di Pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-awar, sehingga tahun ini
akan mulai dibangun sarana prasarana desa wisata pesisir itu," papar Asat.
Tim
Advokasi warga di Desa Selok Awar-awar, Aak Abdullah Al-Kudus, mengungkapkan
Pantai Watu Pecak memiliki potensi luar biasa yang bisa dijadikan objek wisata,
bukan untuk ditambang pasirnya sehingga merusak lingkungan di sana.
"Kami
ingin membuktikan bahwa warga Desa Selok Awar-awar bisa sejahtera dan makmur,
tanpa adanya pertambangan," tukas Aak yang juga Koordinator LSM Laskar
Hijau.
Setelah
istighatsah dan doa bersama dalam rangka 100 hari meninggalnya Salim Kancil,
seluruh peserta istigasah menanam pohon bakau dan cemara udang di Pantai Watu
Pecak. [Harian Terbit]