ISTIMEWA |
SUBULUSSALAM - Himpunan Pelajar Perantauan Syekh Hamzah Fansuri (HPP-SHaF)
Kota Subulussalam di Banda Aceh menolak kota Subulussalam dimasukkan kedalam
daerah pemekeran ALA.
"Kami
dari HPP-SHaF sudah pernah deklarisakn penolakan ALA untuk kota Subulussalam. ALA
hanya isu besar setiap Pemilukada. Kami mengecam keras kepada KP3 ALA Kota Subulussalam,"
tegas Humas HPP-SHaF Kota Subulussalam, Julioner Antoni Marpaung, dalam siaran
persnya yang diterima lintasatjeh.com, Rabu (20/1).
Selain
itu, HPP-SHaF juga meminta organisasi tersebut dibubarkan karena yang ada hanya
dapat merugikan masyarakat dan Pemko Subulussalam. Selain merugikan, Subulussalam dan Pemerintah Aceh telah terjalin hubungan yang baik.
Untuk
itu, pihaknya meminta agar si anak bungsu ini jangan dijadikan korban
kepentingan elite. Menurutnya infastruktur yang kurang memadai dan PAD yang
masih kecil juga menjadikan alasan utama tidak layaknya Subulussalam untuk ikut
dalam pemekaran ALA yang tidak pasti.
Dia
menilai para elite KP3 ALA semuanya adalah barisan sakit hati terhadap
Pemerintah Aceh yang kalah di Pemilukada yang lalu. "Ini sudah cukup
menguatkan kami dari HPP-SHaF menolak ALA dan keberadaan KP3 ALA di kota
Subulussalam. [red]