-->


 





Gubernur Zaini Bahas 10 Tahun Perdamaian dengan Dubes Finlandia

21 Januari, 2016, 18.25 WIB Last Updated 2016-01-21T11:25:44Z
BANDA ACEHGubernur Aceh dr Zaini Abdullah membahas kondisi Aceh pasca 10 tahun perdamaian bersama Dubes Finlandia Lars Backstrom. Utusan Khusus Finlandia untuk Mediasi Perdamaian Asia dan Asia Tengah, Kementrian Luar Negeri Finlandia itu, bertandang ke Pendopo Gubernur Aceh ditemani Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Mrs. Paivi Hiltunen-Toivio, Kamis (20/1).

Dubes Lars mengaku datang secara khusus untuk melihat lansung perkembangan pembangunan Aceh setelah 10 tahun usia perdamaian yang disepakati antara Gerakan Aceh Merdeka dengan Pemerintah RI di Helsinki.

“Perkembangan pembangunan di sini sangat menggembirakan dan proses integrasi mantan kombatan dengan masyarakat berjalan dengan baik,” kata Lars usai bertemu dengan Gubernur Zaini Abdullah.

Lars Bakcstrom mengapresiasi perdamaian yang dicapai antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia. Menurutnya, Perdamaian dan MoU Helsinki sangat penting setelah konflik berkepanjangan terjadi di Aceh.

“Sejauh ini, saya lihat perdamaian Aceh sudah berjalan dengan baik, tentu banyak hal yang harus terus dibenahi pemerintah Aceh untuk menjadikan perdamaian yang kekal,” ujarnya lebih lanjut.

Sementara itu, Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah mengatakan, banyak perubahan terjadi di Aceh 10 tahun pasca perdamaian. Aceh sekarang sudah aman dan masyarakat hidup dengan tentram.

“Media internasional kadang berlebihan memberitakan kondisi Aceh dan membuat orang luar takut datang. Tetapi setelah mereka melihat dan merasakan sendiri kondisi di Aceh, baru mereka percaya kalau Aceh sudah benar-benar aman, termasuk bagi investor,” kata  Gubernur Zaini kepada tamunya.

Gubernur Aceh yang akrab disapa Doto Zaini itu juga menjelaskan tentang otonomi khusus yang disertai dengan anggarannya. “Kita mengelola dana tersebut dengan baik agar tidak melenceng dari sasan dan merugikan kita semua,” lanjutnya.

Terkait dengan perkembangan ekonomi, Gubernur mengatakan Pemerintah terus melakukan berbagai macam upaya untuk mengundang investor ke Aceh dan meningkatkan sector pariwisata terutama di kawasan Sabang.

Pada kesempatan tersebut, Lars Backstrom juga sempat menanyakan pelaksanaan Syariat Islam dan peranan perempuan di Aceh kepada Gubernur Zaini Abdullah.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Zaini menjelaskan bahwa penerapan Syariat Islam di Aceh hanya diperuntukan untuk Muslim dan Islam di Aceh tidak Radikal. Gubernur memastikan tidak ada deskriminasi terhadap perempuan di Aceh.

“Perempuan sangat dihormati di Aceh dan sangat berperan dalam berbagai aspek, kita juga memiliki walikota perempuan di Banda Aceh,” pungkasnya. 

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Walikota Banda Aceh, Drs H Zainal Arifin, Kadis Syariat Islam, Prof. Dr. Syahrizal Abbas, Kadis Pariwisata, Reza Fahlevi, Badan Investasi dan Promosi Aceh, Anwar Muhammad, Kesbangpol Linmas, Nasir Zalba dan sejumlah SKPA lainya.[humasaceh]
Komentar

Tampilkan

Terkini