BANGKOK - Australia menyerukan kerja sama kawasan untuk
menangkal terorisme usai teror bom Jakarta. Australia menyatakan siap berbagi
kepakaran yang dimilikinya dengan negara-negara lain di sekitarnya.
Ancaman
ekstremisme radikal diperkirakan masih akan menyelimuti wilayah Asia Tenggara,
yang juga berbatasan dengan wilayah Australia. Teror bom di Thamrin, Jakarta
pada 14 Januari lalu yang diklaim militan Islamic State of Iraq and Syria
(ISIS) dan ledakan bom Bangkok pada Agustus tahun lalu yang menewaskan 20
orang, telah memicu urgensi baru dalam upaya pemberantasan terorisme di
kawasan.
"Kawasan
ini menjadi subjek ancaman yang sama dengan dunia dan terdapat organisasi
berbahaya yang berdiri di Timur Tengah, ISIL (nama lain ISIS) dan mereka akan
terus mengekspor teror ke seluruh dunia," ucap Menteri Kehakiman
Australia, Michale Keenan, kepada Reuters, Sabtu (23/1/2016).
Pernyataan
itu disampaikan Keenan di sela-sela kunjungan ke Bangkok, Thailand untuk
membahas isu keamanan dengan otoritas Thailand. Keenan, yang juga menjabat
Menteri Pemberantasan Terorisme ini menyatakan Australia siap berbagi setiap
kepakaran yang dimiliki dengan pemerintah negara lain.
"Jika
kita bisa memperkuat hubungan, maka kita harus melakukannya karena momok
(terorisme) ini akan terus menghantui kita untuk sementara waktu dan semakin
kita bisa berkolaborasi, untuk menanganinya, maka semakin aman rakyat kita
nantinya," imbuhnya.
Usai
teror bom Jakarta, Australia telah meningkatkan imbauan perjalanan untuk
warganya yang ke Indonesia. Namun, lanjutnya, itu tidak banyak mempengaruhi
ancaman terorisme yang tetap akan muncul.
"Kami
tidak ingin mengubah keterbukaan masyarakat kita. Kami menyukai fakta bahwa
kawasan ini merupakan kawasan sangat sibuk dengan banyak orang melintas. Itulah
mengapa intelijen sangat penting, berbagai informasi tentang orang-orang yang
memicu kekhawatiran," terang Keenan. [Detik]