IST |
SETIAP yang bernyawa pasti akan mati. Itulah ungkapan yang
mungkin sudah familiar di telinga kita. Dan itu dapat menjadi pengukuran diri
serta ajang untuk memperbaiki diri sebelum hal itu terjadi. Ketika kematian
telah terjadi, maka kita akan siap untuk menyambutnya.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang yang
memang mengetahui bahwa dirinya akan mati, tetap saja tidak berubah. Ada
keinginan, tapi nafsunya begitu besar hingga akhirnya ia tetap berada dalam
kesalahan. Padahal, kita ketahui bahwa orang yang tidak mau bertaubat dari
kesalahannya akan disiksa dan ditempatkan di neraka.
Jika penyiksaan itu diketahui, ketika seseorang wafat oleh
orang lain yang masih hidup tentu aib buruknya akan terlihat. Tapi, tidak
demikian dengan apa yang menjadi ketentuan Allah SWT.
Allah menutup aib mayit yang berdosa apabila mereka orang
yang suka berbuat dosa, agar mereka tidak digunjing orang yang hidup
setelahnya. Demikian pula apabila mereka orang yang baik, keluarga mereka tidak
akan berhenti berbuat amal jariyah dan mendoakannya karena mengetahui
keadaannya yang baik di alam Barzah.
Seandainya orang yang meninggal itu adalah orang yang
celaka, ketidaktahuan pihak keluarga tentulah tidak membuat mereka merusa
terguncang dan berputus asa.
Pihak keluarga tidak akan merasa rendah diri dan malu
apabila ternyata khalayak mengetahui bahwa keluarga mereka yang dikubur
tersebut tengah disiksa.
Apabila seseorang mengetahui peristiwa di alam kubur, maka
permasalahan ini tidak termasuk ujian mengimani permasalahan yang ghaib. [Islampos]