-->


Perintis Tanam 3000 Pohon Mangrove

28 Desember, 2015, 20.35 WIB Last Updated 2015-12-28T13:35:32Z
LANGSA - Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan mengenang musibah tsunami Aceh yang  ke 11 tahun, DPC LSM Perintis Kota Langsa bekerjasama dengan Mahasiswa Pecinta Alam Cagar Monisa Universitas Samudra (Unsam) Langsa menanam tiga ribu batang mangrove, di Gampong Kuala dan Telaga Tujuh, Kecamatan Langsa Barat, Sabtu-Minggu (26-27/12/2015).

Hadir Sekda Kota Langsa, Syahrul Thaib SH serta perwakilan dari KPH wilayah III Aceh, Basarnas Kop SAR Langsa, PMI, LSM GEPRAK dan berberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unsam.
 
Ketua DPC LSM Perintis, Zulfadli, kepada wartawan mengatakan bahwa penanaman mangrove ini merupakan kegiatan yang berawal dari kesadaran para mahasiswa dan semua elemen pencinta alam dengan mengusung tema: Mari Selamatkan Alam Karena Alam Menyelamatkan Kita.

Tujuan dilakukan penanaman mangrove menurutnya untuk menanggulangi bencana yang kerap terjadi di kepulauan Pusong, seperti ombak yang tinggi, pasang purnama, dan abrasi. Disamping itu juga degradasi lahan di area mangrove yang berubah akibat pergerakan tanah yang tidak stabil dan pihaknya berusaha untuk mengurangi sifat termal radiasi pemanasan atmosfer secara global (global warming) dan perubahan iklim yang sedang marak diisukan oleh media baik dalam dan luar negeri saat ini.

Lanjutnya, negara Indonesia mempunyai hutan–hutan tropis serta garis pantai yang terpanjang di dunia, sehingga perubahan iklim yang akan berpengaruh terhadap pemanasaan global merupakan masalah yang menjadi perhatian Indonesia.

"Maka solusinya adalah penanaman dan pelestarian  hutan mangrove  sangatlah penting yang ada di Kota Langsa kita tingkatkan karena hutan mangrove  dapat menyimpan sekitar 10 persen dari semua emisi," jelas Zulfadli.

Disebutkan, Pemeritah Kota Langsa saat ini memiliki aset untuk daerah penghasil karbon dari hutan mangrove. Harapannya Pemerintah Kota Langsa kedepan mampu menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat, terutama masyarakat pesisir yang beraktivitas sehari-hari mereka adalah penebang mangrove.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, di hutan mangrove yang dikategorikan sebagai ekosistem lahan basah, penyimpanan karbon mencapai 800-1.200 ton per hektar.itu menurut para ahli dari Center for International Forestry Research (Cifor) dan USDA Forest Service.

"Itu berdasarkan  yang kami baca dari media-media," ujar Yuswar demisioner (mantan ketua) Mapala Cagar Monisa Universitas Samudra.

Masih menurut Yuswar, ada empat area penanaman  mangrove  yang terletak pada posisi antara 04° 32’ 29,08’’ – Lintang Utara dan 98° 3’ 24,00’’  Bujur Timur area Pulau Teulaga Tujoh, 04° 32’ 55,06’’ –   Lintang Utara dan 98° 4’ 06,09’’  Bujur Timur dan , 04° 32’ 43,09’’ – Lintang Utara dan 98° 3’ 57,09’’

Tepat di Gampong Teulaga Tujoh dan  posisi antara 04° 31’ 21,08’’ – Lintang Utara dan 97° 59’,57’09  Bujur Timur tepat  di Gampong Kuala Langsa.

Sedangkan Sekdako Langsa, Syahrul Thaib SH, sangat mengapresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh LSM Perintis dan para mahasiswa.

"Penanaman mangrove sangat penting dan berarti karena ini yang akan kita tinggalkan untuk anak cucuk kita kelak," terangnya. [W4]
Komentar

Tampilkan

Terkini