IST |
Koordinator
Kontras Haris Azhar menilai, citra pemerintahan Jokowi akan terjun bebas jika
mencalonkan Budi Gunawan.
"Jika
itu terjadi, maka Jokowi sedang memperluas lubang lumpurnya di mata publik.
Jadi, kepercayaan publik pasti akan semakin turun," kata Haris di Kantor
Kontras Jalan Kramat II, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (26/12/2015).
"Kita
lihat, apakah dia punya langkah yang baik untuk memilih kapolri atau
tidak," sambung dia.
Haris
memprediksi isu pergantian kapolri ini mulai ramai awal 2016 mendatang.
Pasalnya, menurut dia, Badrodin akan pensiun sebagai kapolri dalam enam bulan
ke depan.
"Soal
pergantian Kapolri, ini akan jadi satu bola panas untuk menguji
pemerintahan Jokowi," ucap Haris.
Ia
juga menilai bahwa kinerja Polri 2015 menurun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Padahal,
menurut Haris, Polri telah memiliki telah menyatakan berkomitmen dalam sejumlah
agenda, yakni mendorong efektivitas fungsi polisi, akuntabel, dan transparan
sehingga mendorong perlindungan hak-hak asasi manusia sebagaimana diatur dalam
Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009.
Pada
Februari lalu, Jokowi sempat mengusulkan Budi Gunawan sebagai Kapolri. Ketika
itu, Budi berstatus tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi.
Namun,
Komisi III tetap memutuskan untuk meloloskan Budi dalam uji kelayakan dan
kepatutan.
Langkah
Budi Gunawan untuk menjadi Kapolri ini kemudian dihentikan Presiden. Ia
membatalkan rencana pelantikan Budi lalu mengusulkan Badrodin sebagai calon
kepala Polri yang baru.
Badrodin
pun diangkat sebagai Kapolri, kemudian Budi dilantik menjadi Wakil Kapolri. [Kompas]