IST |
SOLO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan penggunaan Dana Desa yang
diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar tidak keluar
dari desa sehingga mampu meningkatkan peredaran uang dan meningkatkan
perekonomian warga.
"Semakin
banyak orang yang bekerja menggunakan dana desa maka semakin baik. Tahun ini
masih belum. Semakin banyak yang kerja semakin banyak uang itu tersebar dan
terdistirubusi," ujar Presiden dalam silaturahmi dengan kepala desa dan
perangkat desa se-Indonesia di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah,
Sabtu (26/12).
Presiden
juga mengharapkan agar dana tersebut dapat diarahkan kepada sektor padat karya
yang mencakup orang banyak.
Untuk
itu, Presiden juga mengimbau untuk memanfaatkan dan memaksimalkan potensi di
desa dan meminimalisir membeli barang dari kota, agar dana tersebut tetap
berputar di dalam.
Selain
itu, Presiden juga menjanjikan kenaikan dana desa dari APBN yang tahun ini
sebesar Rp20,8 triliun menjadi Rp47 triliun pada 2016.
"Peningkatannya
lebih dari 100 persen, tapi kalau pengelolaan betul tidak disiapakan,
perencanaan tidak disiapkan, uang ini bisa menjadi masalah," ujar
Presiden.
Selain
itu, Presiden juga menganjurkan agar penggunaan dana tersebut sebaiknya
dilakukan pada musim paceklik sehingga semua orang dapat menikmati dana
tersebut.
Namun,
kalau sudah tersebar maka diharapkan untuk mengarahkan pada yang menerima uang
seperti membeli beras dari petani setempat untuk dijual di dalam kota tersebut,
sehingga ekonomi akan bergerak, tambah Jokowi.
Presiden
Jokowi juga mengharapkan penggunaan dana desa harus tepat guna dalam
pemakaiannya di tahun kedua, jangan sampai luput dari sasaran.
Dalam
penggunaannya, dana desa diperlukan perencanaan, pengawasan dan evaluasi yang
baik dengan melakukan diskusi bersama masyarakat. [Suarapembaruan]