IST |
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
siap mengambil keputusan terkait penurunan harga bahan bakar minyak (BBM)
sebelum tahun baru 2016. Mengingat saat ini harga minyak dunia terus terpuruk
di kisaran USD30-USD34 per barel.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, jika mengikuti harga
keekonomian maka harga BBM sudah seharusnya mengalami penurunan. Karena
pemerintah menggunakan metode review per tiga bulan, maka Januari 2016 sudah
harus ada keputusan mengenai harga baru BBM.
"Logikanya, apabila kita ikutin harga keekonomian
memang mestinya turun. Turunnya berapa, lagi dihitung. Mengenai metode
reviewnya sudah kita sepakati tiga bulan sekali. Makanya Januari kita mesti
putuskan harga baru dan apa yang sedang dipikirkan?" katanya di Gedung
Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Menurutnya, pemerintah saat ini tengah memikirkan dua opsi
terkait harga BBM. Pertama, harganya akan dipepetkan sesuai harga keekonomian,
artinya harga BBM akan turun. Kedua, dengan menjalankan amanah UU Energi untuk
memupuk dana ketahanan energi. Atas dasar itu, maka harga BBM bisa saja tidak
diturunkan dan keuntungannya untuk memupuk dana ketahanan energi.
"Ada dana dari penggerusan energi fosil tapi belum
sempat atau terlaksana. Ini mungkin waktu yang baik. Dana itu digunakan untuk
membangun sesuatu yangg sustainable. Itu untuk masyrakat tapi tidak
instan," imbuh dia.
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini menambahkan, opsi-opsi
tersebut kini tengah dibahas di internal pemerintah. Dalam waktu dekat pihaknya
segera mendiskusikan hal ini dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla.
"Saya kira sebelum akhir tahun kita sudah mesti
putuskan gi mana harga BBM. Tapi hampir dipastikan memang akan turun harga.
Turunnya masih dikalkulasi," pungkasnya. [Sindonews]