IST |
RANTAUPRAPAT - Anggota Satuan Sabhara Dalmas Polres Labuhanbatu,
Brigadir Dua Nanda Nuari Matondang (21) terpaksa dirawat di RSUD Aek Kanopan
akibat dipukuli Kabag Ops Polres Labuhanbatu Kompol Faisal Rahmad Simatupang.
Peristiwa
tersebut terjadi di hadapan 50 anggota Polisi dan TNI di Lapangan Marsipature
Hutanabe (MHB) Kotapinang Labusel.
Aksi
yang dianggap tidak manusiawi itu terjadi akibat, Nanda salah membagikan 50
bungkus nasi goreng bungkus sesuai perintah atasannya, Kanit Dalmas Polres
Labuhanbatu Aiptu Sunaryo.
Tindakan
yang dilakukan Nanda dinilai tidak sesuai dengan keinginan Kabag Ops Kompol
Faisal Rahmad Simatupang.
Nanda
yang masih terbaring di RSUD Aek Kanopan menceritakan, malam 9 Desember 2015
sekitar pukul 23.00 WIB, dia disuruh oleh atasannya Kanit Dalmas Aiptu Sunaryo
untuk mengambil dan membagikan nasi goreng sebanyak 50 bungkus.
Sebelumnya
nasi goreng bungkus itu sudah dipesan Kabag Ops Kompol Faisal Rahmad Simatupang
di sebuah warung Mie Aceh di depan Lapangan MHB Kotapinang.
Kemudian
dia bersama rekannya mengambil nasi goreng tersebut dan membagikan kepada
rekannya anggota Patroli, Brimob dan TNI yang masuk dalam pengamanan pilkada di
Kotapinang.
"Tidak
lama kemudian datang Kabag Ops mengendarai mobil dinasnya. Dia menanyakan nasi
goreng itu. Lalu saya bilang sudah dibagikan kepada anggota polisi dan TNI.
Rupanya nasi itu harusnya untuk dikirim ke Polsek Sungai Kanan, sedangkan saya
disuruh Kanit Dalmas membagikannya kepada anggota patroli, Brimob dan TNI di
MHB," kata Nanda yang didampingi ibunya di RSUD Aek Kanopan, Jum'at
(18/12/2015).
Menurutnya,
mendapat informasi itu Kabag Ops malah berang, sehingga menghajar dirinya
selama 30 menit lebih dengan cara memukul dan menendang tubuh kurusnya dengan
menggunakan sepatu PDL hingga puas.
"Lebih
30 menit lamanya saya ditendang dan dipukul dia (Kabag Ops). Sampe puas dia
baru berhenti memukul saya. Terakhirnya saya masih disuruhnya guling botol dua
kali," ungkap Nanda.
Dia
menyatakan, setelah mengalami penyiksaan itu, dalam kondisi lemas dia masih
disuruh berpatroli hingga pukul 04.00 WIB.
Akibat
aksi itu, nanda mengaku sempat tak berdaya serta mual-mual. Kemudian membuat
bagian dalam tubuhnya seperti dada, bagian belakang terasa sakit, bahkan dia
demam, diare dan tidak selera makan.
Dia
menambahkan, sejumlah rekannya sudah datang menjenguknya di RSUD Aek Kanopan.
Begitu juga Wakpolres Labuhanbatu Kompol Sugeng Riady telah datang
menjeguknya."Dia bilang sehat la dulu biar kita proses," ujarnya
menirukan ucapan Wakapolres.
Semula
aksi pemukulan dirinya sengaja dia tahan dan tidak mau memberitahu keluarganya,
karena dia takut berdampak yang tidak baik bagi dirinya.
Namun
ada rekannya yang merasa iba, sehingga menghubungi ibu Nanda dan memberitahukan
peristiwa pemukulan itu.
Dia
pun akhirnya dijemput ibunya dari asrama di Rantauprapat dan dibawa berobat ke
RSUD Aek Kanopan.
Ibu
korban, Fitri Yatni (44) mengatakan, hancur hatinya mengetahui putra sulungnya
dari 3 bersaudara dihajar atasannya.
"Orangtua
mana yang bisa terima anaknya ditendang dan dipukuli, anak saya bukan seorang
penjahat. Saya mati-matian menjadikan dia (anaknya) polisi. Sakit hati saya
melihat dia sperti ini," ungkapnya dengan berlinang air mata.
Dia
menambahkan, saat ini sedang persiapan keberangkatan ke Medan untuk di-rongent
memastikan bagian dalam tubuh anaknya yang sakit.
"Perhatian
pimpinan juga sudah ada. Tetapi, untuk memastikan tidak terjadi apa-apa di
bagian dalam tubuh anakk saya ini, dia mau saya bawa ke Medan untuk
diperiksa," tandasnya.
Berdasarkan
informasi yang diperoleh, aksi penganiayaan terhadap korban membuat iba
sejumlah rekannya sesama anggota Dalmas Polres Labuhanbatu.
Mereka
tidak dapat menerima perlakuan yang diterima oleh korban. Bahkan disebut-sebut
aksi pemukulan juga pernah dialami anggota Dalmas yang lain, namun mereka
enggan memberitahukannya.
Kabag
Ops Polres Labuhanbatu Kompol Faisal Rahmad Simatupang tidak dapat
dikonfirmasi, sebab panggilan telepon yang masuk tidak pernah digubris dan
pesan singkat juga tak kunjung dibalas.
Wakapolres
Labuhanbatu Kompol Sugeng Riady juga saat dikonfirmasi, dirinya sebagai
pembinaan internal di Polres Labuhanbatu tak bersedia memberikan keterangan.
Panggilan telepon dan pesan singkat diabaikan.
Kapores
Labuhanbatu AKBP Teguh Yuswardhie juga tak mau berkomentar terkait dengan
penganiayaan yang dialami oleh bawahannya. [Sindonews]