Dun Minimi (tengah-pakai peci). IST |
ACEH TIMUR - Sehari setelah menyerahkan diri kepada Kepala Badan
Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, pemimpin kelompok eks kombatan Gerakan Aceh
Merdeka, GAM yang "membelot", Din Minimi alias Nurdin bin Ismail
menggelar acara syukuran di dekat rumahya di Kampung Buloh, Kecamatan Julok,
Kabupaten Aceh Timur, Aceh.
Din
Minimi menggelar syukuran di sebuah masjid di dekat rumahnya dengan mengundang
ulama, tetangga serta anak buahnya, Rabu (30/12) pagi.
Dalam
acara itu, pria itu membagikan uang kepada anak-anak yatim di desa tersebut.
Usai
acara, Din Minimi menerima wartawan di Aceh, Saiful MD, dalam wawancara khusus
untuk BBC, dan berikut petikannya:
Mengapa Anda bersedia menyerahkan diri
kepada Kepala BIN, padahal sebelumnya menolak tawaran Pemerintah Aceh untuk
menyerah?
Din
Minimi mengatakan, dirinya percaya 200% dengan Kepala BIN Sutiyoso karena
memiliki kesamaan dalam melihat masalah yang dihadapinya.
Kalau
menurut saya bukan menyerah. Sudah ada satu komitmen kami semua (dengan) Bapak
Sutiyoso, Kepala BIN, yang mewakili Pak Presiden. Bukan menyerah, tapi ada satu
komitmen.
Apa yang membuat Anda percaya kepada
Kepala BIN, sehingga Anda memerintahkan semua Anak buah Anda menyerah juga?
Demi
kebaikan.
Komitmen apa yang dijanjikan Kepala BIN
sehingga membuat hati Anda luruh?
Apa
yang saya mohon, (Kepala BIN) menanggapi. Makanya, terbuka hati saya, disamping
anggota saya.
Mulai kapan Anda didekati Kepala BIN
sehingga akhirnya Anda mau menyerahkan diri?
Bulan
12 (Desember) tanggal 15.
Mengapa hanya 15 senjata yang Anda
serahkan? Apakah Ini bukti Anda belum percaya 100% kepada BIN?
Kalau
menurut saya (percaya) bukan 100%, sudah (percaya) 200%. Kalau perkara senjata
itu 15 (buah), itu yang ada. Mau saya kasih yang lain lagi? Parang (sejenis
pisau) ada! Mau? Boleh!(Nada suara Din Minimi meninggi, dan seorang rekan di
sebelahnya lantas tertawa).
Apakah Anda sudah menjamin anak buah
Anda tidak membuat keonaran lagi setelah Anda menyerahkan diri?
Kalau
anak buah saya sudah terdidik. Peraturan ada. Sopan ada. Kalau saya sudah turun
(dari "gerilya" di gunung), nggak mungkin saya tinggal di gunung.
Apa yang Anda desakkan kepada Kepala BIN
agar segera dilaksanakan pemerintah Aceh setelah penyerahan diri Anda?
Kalau
menurut saya, karena Kepala BIN itu berbicara kepada saya itu bagus. Sama
pendapat dengan saya, untuk menjunjung rakyat, untuk memimpin rakyat dengan
benar.
Sebetulnya, kasus-kasus kekerasan mana
saja yang dilakukan oleh kelompok Anda? Termasuk pembunuhan anggota TNI?
Itu
tidak ada. Kalau dari kita, tidak ada perintah kepada anak buah untuk menembak
TNI ataupun polisi, kecuali kita diserang oleh polisi.
Setelah Anda menyerah, bagaimana upaya
Anda untuk memastikan bahwa tuntutan Anda bakal direalisasikan oleh pemerintah
Aceh?
Kalau
memang diberikan, ya kita jalani, yaitu bantuan untuk inong baleh (para janda
korban konflik di Aceh), anak yatim, fakir miskin, kombatan GAM, ataupun pihak
kami.
Artinya, apakah dengan komitmen Kepala
BIN, apakah ada jaminan bantuan itu akan diberikan oleh pemerintah Aceh?
Kalau
saya terhadap pemerintah Aceh, nggak ada saya (meminta) untuk memberi ini atau
itu, tidak. Saya langsung ke pusat (pemerintah pusat di Jakarta). Karena
pemerintah Aceh itu dari kami masyarakat yang kami naikkan ke atas. [BBC]