BANDA
ACEH -
Badan Kesbangpol dan Linmas Aceh kembali melaksanakan Diskusi isu-isu teraktual
dengan kelompok strategis,
Sabtu,
(19/12/2015) di 3 in 1 coffe, Lampineung, Banda
Aceh.
Kelompok strategis yang menjadi peserta
diskusi kali ini berasal dari BEM Kampus se-kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Diskusi yang menghadirkan redaktur serambi Indonesia Yarmen Dinamika sebagai
narasumber ini mengangkat topi terkait kenakalan dan kekerasan.
Pada diskusi tersebut perwakilan BEM
yang berhadir sepakat untuk menjadikan kator ketua BEM sebagai kawasan bebas
rokok. Upaya ini sebagai contoh kecil yang harus dilakukan dalam rangka
menjadikan kampus sebagai kawasan bebas narkoba.
Mereka juga menilai perlunya diterapkan
pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah, bahkan di dalam konsep pelaksanaan
ospek mahasiswa baru. Ini sebagai upaya untuk mencegah serangan narkoba dan
tindak-tindak kekerasan pada generasi muda. Mereka juga agar diskusi seperti
seperti ini lebih sering dilakukan dan dapat menyentuh kelompok-kelompok
strategis lainnya bahkan oraganisasi setingkat OSIS-OSIS juga perlu dibuat
diskusi seperti ini.
Bahkan mereka meminta agar pihak sekolah
menyediakan tempat penitipan handpone, agar para pelajar tidak menggunakan hand
pone selama proses belajar mengajar. Selama ini banyak terjadi di Aceh
khususnya dan hampir di seluruh Indonesia, penyalahgunaan Handpone berdampak
kepada tindakan-tidakan non moral yang telah merambah para pelajar.
Bayangkan saja, ada siswa yang berani
menonton film pornografi disaat jam istirahat melalui sebuah HP, kondisi
seperti ini sangat memprihatinkan.
Peserta perwakilan BEM kampus yang
berhadir merekomendasikan agar pemerintah melalui pihak terkait untuk melakukan
tes urine bagi mahasiswa-mahasiswi di kampus. Hal ini untuk meminimalisir
penyebaran narkoba di dalam kampus.
Kepala Kesbangpol dan Linmas Aceh M.
Nasir Zalba, SE melalui Kasubbid Polmas, Mus Mulyadi, S. Pd, MM mengatakan
bahwa kesbangpol akan merangkum segenap rekomendasi dari diskusi dengan
kelompok-kelompok strategis. Rekomendasi tersebut akan kita teruskan kepada
pihak-pihak terkait.
Selain itu, Kesbangpol dan Linmas Aceh juga meminta maaf jika
selama ini setiap proposal yang diajukan oleh kelompok strategis seperti ormas,
LSM, paguyuban dan lembaga nirlaba lainnya (BEM PTN dan PTS) yang ada belum
dapat dibantu
dikarenakan sudah 2 tahun anggaran untuk kelompok strategis tersebut tidak ada
anggarannya.
"Kita
sangat berniat membantu, namun keterbatasan itu pula yang membuat kita tidak
bisa memberikan bantuan pembinaan kepada ormas, LSM dan lembaga nirlaba lainnya."
Kendatipun demikian, kesbangpol selama
ini senantiasa berupaya sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi kita
semua, ke
depan dia berharap
anggaran untuk pembiaan lembaga ini dianggarkan agar semua kelompok strategis
bisa
sama berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kemajuan Aceh. [red]