IST |
VALENCIA - Untuk merebut gelar juara dunia MotoGP 2015, rider
Movistar Yamaha Jorge Lorenzo hanya perlu menyamakan perolehan poinnya dengan
pemimpin klasemen saat ini, Valentino Rossi.
Tapi,
di Grand Prix Valencia, seri pemungkas MotoGP 2015, musuh utama yang harus
ditaklukkan Lorenzo bukanlah The Doctor, julukan Rossi, melainkan duo Repsol
Honda, Dani Pedrosa dan Marc Marquez.
Setelah
permohonan penangguhan sanksi start dari posisi paling buncit ditolak mahkamah
arbitrase olahraga (CAS), Rossi sebenarnya sudah bukan ancaman mengerikan bagi
Lorenzo.
The
Doctor harus membalap dengan epik, melewati lebih dari 20 rider agar bisa tiba
di persaingan para rider terdepan demi mengembalikan lagi asanya meraih gelar
juara dunia kesepuluh.
Karena
itu, Lorenzo tinggal memilih fokus buruannya di balapan besok, Marquez atau
Pedrosa. Sebab, jika duo Repsol Honda itu finis 1-2, situasi bisa runyam buat
Lorenzo. Rossi hanya butuh setidaknya finis keenam untuk memboyong trofi gelar
juara dunia.
Tapi,
jika sukses menumbangkan salah seorang, Pedrosa atau Marquez, Lorenzo finis
pertama atau kedua, Rossi terancam meratapi nasibnya di Valencia.
Mimpi
buruknya pada musim 2006, saat ditelikung Nicky Hayden di seri terakhir, bakal
terulang. Memimpin klasemen nyaris sepanjang musim, tapi gagal di balapan
penghabisan.
Rossi
menyadari posisinya itu. Kemarin (6/11), di hadapan wartawan di Valencia, rider
36 tahun tersebut menyatakan penyesalannya karena telah melakukan manuver yang
berbuntut sanksi start dari posisi paling buncit.
"Akhirnya,
aku tak punya pilihan," ucap dia sebagaimana dilansir Crash. "Aku
menyesal karena sengaja melebar di tikungan dan tidak mengikuti jalur balapku
yang normal (hingga mengakibatkan Marquez jatuh)," imbuhnya. [jpnn]