BANDA ACEH - Pilkada Aceh memang baru akan digelar 2017 mendatang,
namun aroma dan libido pesta demokrasi 5 tahunan ini sudah mulai terasa. Bahkan
sejumlah tokoh Aceh digadang-gadang akan meramaikan perebutan kasta tertinggi
kekuasaan Aceh. Muncul beberapa nama dan sudah menjadi pergunjingan publik,
beberapa tokoh sudah menyatakan maju sebagai calon Gubernur Aceh seperti
Muzakkir Manaf, Apakarya atau Zakaria Saman, Irwandi Yusuf bahkan ada nama Tarmidzi
Karim.
Selain
itu, Muzakkir Manaf mantan Panglima GAM ini sudah mulai melakukan gerilya untuk
mencari calon Wakil Gubernur Aceh yang akan mendampinginya. Rumor yang beredar
Mualem akan memilih wakilnya atas pilihannya sendiri dan kemungkinan besar berasal
dari Partai Nasional. Sejumlah nama yang masuk list antara lain T. Riefki
Harsya anggota DPR RI dari Partai Demokrat, kemudian ada Nasir Djamil anggota
DPR RI dari PKS, selanjutnya ada T. Khalid yang tercatat sebagai Ketua Partai
Gerinda Aceh dan Ketua PKPI Aceh Indra Azmi.
Namun
ada juga dari kalangan internal Partai Aceh seperti Sarjani Abdullah yang saat
ini menjabat sebagai Bupati Pidie dan Kamaruddin Abubakar yang menjabat sebagai
Wakil Ketua DPA Partai Aceh.
Ketua
PKPI Aceh Indra Azmi yang namanya masuk dalam daftar calon pendamping Muzakkir
Manaf, mengatakan dirinya bersyukur apabila diberikan kepercayaan untuk menjadi
calon Wakil Gubernur Aceh 2017-2022, ketika dihubungi lintasatjeh.com, Senin
(2/11/2015).
Menurutnya,
harus ada kebersamaan dan kerja keras untuk membangun Aceh yang maju dan sejahtera. Aceh perlu dibangun
industri yang bermanfaat untuk rakyat demi menciptakan lapangan kerja dan
mengurangi angka pengangguran apalagi bahan baku untuk perindustrian melimpah
di Aceh.
"Karena
jawaban dari hiruk pikuk dan sibak sibuk Aceh yang berkelanjutan adalah
pertumbuhan ekonomi. Jawaban dari pertumbuhan ekonomi adalah industri. Kalau
ekonomi sudah tumbuh dan lapangan kerja ada. Baru aman dan damai akan tercipta
di bumi serambi Mekkah. Kemudian akan nyaman beribadah dan mudah dalam
berusaha. Agama beukong ureung beucarong dan sejahtera," katanya.
Kata
dia, tentu kalau Aceh 2 (Wagub) harus loyal dan satu langkah di belakang Aceh 1
(Gubernur). Harus mampu membangun serta menjaga komunikasi yang baik dengan
pemerintah pusat agar memudahkan semua urusan untuk keadilan dan kesejahteraan
seluruh rakyat Aceh. Karena Pemprov adalah perpanjangan pemerintah pusat di
daerah.
Selanjutnya,
jadikan motto baru segenap elemen bangsa,"Yang menang merangkul yang kalah
dan yang kalah mendukung yang menang. Bumi hanguskan peninggalan Belanda
"devide at impera". Selain itu harus ada hubungan yang sinergis
dengan semua elemen, baik Forkominda dan seluruh elemen masyarakat Aceh harus
menjadikan Aceh sebagai daerah pro investasi. Agar Aceh cepat maju.
"Aceh
merupakan daerah modal yang terus menjaga NKRI agar tetap tegak dan kokoh
Republik ini. Empat pilar kebangsaan dan keberanekaragaman menjadi suatu rahmat
dan kebanggaan bangsa.
"Jangan
lagi ada hiruk pikuk, dawa dawi karena pilkades, pilkada, pilpres dan pileg.
Hentikan budaya Belanda itu. Majulah Aceh dan Indonesia tercinta. Allahu
Akbar...salam demokrasi," demikian kata Indra Azmi yang turut mengantarkan
Jokowi menjadi Presiden RI ke-7.[ar]