-->

Kisah Muhammad Rizki yang Terbaring Lumpuh

11 November, 2015, 23.33 WIB Last Updated 2015-11-11T16:34:27Z
Muhammad Rizki (17), hanya mampu terbaring lemah di rumahnya yang terletak di Desa Paya Dua Uram, Kecamatan Seuneuddon, Kabupaten Aceh Utara. Ia tak mampu berbuat banyak, selain berdoa kepada sang pencipta.

Ditemui Lintas Atjeh di rumahnya, Rabu (11/11/2015), Rizki yang sudah yatim sejak setahun yang lalu ini hanya ditemani sang ibu, Maryam. Meski berat, namun ia tetap melemparkan senyuman sumringah dengan nada agak sesak.

Maryam menceritakan segumpal kisah yang dialami anaknya itu. Sejak sepuluh tahun yang lalu, ia berkorban demi anaknya. Pada tanggal 14 Agustus 2014, Rizki berkerja sebagai kuli pikul batu bata bersama teman seusianya.

“Setelah ayahnya meninggal, kehidupan kami sangat memprihatinkan. Anaka-anak melangkah kaki untuk berjuang hidup mandiri, banting tulang bekerja untuk membiayai sendiri sekolah mereka. Namun nasib berkata lain, pada saat mengangkut batu bata, Rizki tertimpa pintu gerbang,” kisah Maryam.

Rizki kemudian diboyong ke Puskesmas Seuneuddon, hingga akhirnya dirujuk ke RSU Zainal Abidin Banda Aceh. Ternyata hasil dokter menunjukkan, bahwa Rizki mengalami patah tulang belakang hingga menyebabkan urat sarafnya terjepit.

Namun, tak lama setelah itu, pihak keluarga terpaksa membawa pulang Rizki yang berwajah tampan tersebut karena keterbatasan biaya. Sang ibu kini hanya menunggu keajaiban agar anak laki-laki dari lima bersaudara ini dapat kembali normal. Profesi sebagai angsuran tak dapat dilakoninya lagi karena keterbatasan modal, disamping itu mesti merawat anaknya.

“Hasil pemeriksaan dokter, bahwa anak saya, Rizki, mengalami patah tulang belakang hingga menyebabkan urat sarafnya terjepit. Kondisinya kini kian memprihatinkan, ia lumpuh, tak bisa berbuat banyak. Saya juga sudah mengambil surat rujukan dari rumah sakit untuk berobat jalan ke Banda Aceh tiga bulan sekali, akan tetapi upaya ini terpaksa kami hentikan karena biaya,” aku Maryam seraya berharap.




Penulis: Zul
Editor: Chairul
Komentar

Tampilkan

Terkini