ACEH
TAMIANG - Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
(Disbudparpora) Kabupaten Aceh Tamiang, ditengarai memiliki perilaku buruk
dalam menjalankan tupoksinya, bahkan sering melakukan politik adu domba antara
sesama bawahannya sehingga berpengaruh buruk terhadap kinerja di dinas tersebut.
Menurut sumber lintasatjeh.com yang tak ingin ditulis namanya mengatakan sistem
kerja ala divide et impera hampir setiap hari dilakukan oleh Yetno sehingga
bagi para pegawai di Disbudparpora Kabupaten Aceh Tamiang yang masih kurang dewasa
dalam berfikir, maka akan mudah termakan berbagai fitnah yang
dilontarkannya.
"Yetno adalah pemimpin yang tidak sadar pada kejelekannya sendiri namun
sangat hobby menjelek-jelekkan orang lain khususnya para pegawai," ungkapnya, Kamis (5/11/2015).
Dia menyebutkan, akumulasi
dari sistem kerja ala kolonialis oleh seorang
Yetno dapat dilihat jelas pada
permasalahan tentang tidak pernah hadirnya Sekretaris dan Kabid
Pariwisata di Disbudparpora selama hampir setahun terakhir
ini, sehingga secara internal sistem kerja di dinas yang dipimpin Yetno terasa
pincang.
Saat
dikonfirmasi lintasatjeh.com, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Aceh Tamiang, Yetno, S.Pd, menyampaikan
bahwa selaku pemimpin dirinya berupaya mengatakan apa adanya kepada para
bawahannya, demi kebaikan dalam bekerja.
Terkait
permasalahan Sekretaris dan Kabidnya yang sudah hampir setahun tidak masuk kerja, Kadis mengaku bahwa hal
tersebut akibat kesalahan yang mereka perbuat sendiri.
Yetno
menjelaskan, Sekretaris Disbudparpora Kab. Aceh Tamiang yang bernama Anwar
adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bermasalah di Kabupaten Gayo
Lues, lalu mutasi ke Aceh Tamiang.
"Anwar
adalah familinya bang Adek pendopo, yang waktu itu berusaha masuk ke Dinas
Pendidikan Aceh Tamiang, namun tidak diterima. Sedangkan ke dinas-dinas lain
tidak ada kenalan. Karena bang Adek mintak tolong pada saya, makanya Anwar saya
terima ke dinas yang saya pimpin, yakni di Disbudparpora," cetusnya.
Menurutnya,
Anwar diperlakukan sangat baik sekali. Malah dia mengaku sengaja membuat
ruangan kerja khusus buat Anwar yang menduduki jabatan sekretaris. Namun,
tambahnya lagi, Anwar suka membangkang dan melawan dirinya makanya sebagai
seorang pimpinan Yetno merasa tidak suka lagi pada Anwar.
Mengenai
Kabid Parawisata, M. Amin, Kadisbudparpora Kab. Aceh Tamiang, Yetno, S.Pd,
mengaku bahwa pada tahun 2014 lalu, pihak dinas ada berhutang pada M. Amin
sejumlah lebih kurang Rp.35 juta, hutang tersebut dikarenakan saat itu dinas
ada kegiatan dan PPTKnya adalah M. Amin sendiri.
Yetno
mengaku bahwa utang pada M. Amin agak terlambat pembayarannya. Dan ketika utang
pada M. Amin sudah terbayar, selang tiga hari kemudian muncul pemberitaan
disalah satu media cetak, M. Amin membeberkan bahwa saya (Yetno_red) berhutang
sejumlah Rp. 50 juta, cuma dibayar Rp.35 juta serta diberita tersebut M. Amin
juga menyampaikan bahwa dirinya mundur dari Kabid Pariwisata.
"Saya
merasa bahwa permasalahan Sekretaris dan Kabid, bukan karena kesalahan dari saya tapi kesalahan yang
telah mereka perbuat sendiri," pungkas Yetno.[zf]