IST |
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Penggilingan Padi dan Pengusaha
Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso memperingatkan pemerintah bahwa
puncak paceklik padi yang biasanya setiap tahun terjadi pada Januari-Februari
bisa menjadi lebih lama dari Januari-Maret di awal 2016 nanti. Penyebabnya
karena el nino yang membuat musim tanam mundur.
Sutarto
menjelaskan, seharusnya kegiatan tanam besar dilakukan pada Oktober. Tetapi
minimnya curah hujan di Oktober lalu membuat para petani, terutama yang
sawahnya tadah hujan, tak bisa menanam. Hujan di awal November ini pun masih
belum seperti biasanya.
"Kalau
normal puncak paceklik itu Januari-Februari, kalau sekarang bisa sampai bulan
Maret," ujar Sutarto yang juga mantan dirut Bulog ini saat dihubungi
detikFinance, Kamis (12/11/2015).
Sutarto
menambahkan, panen di bulan Februari 2016 akan lebih sedikit dibanding
tahun-tahun sebelumnya karena mundurnya musim tanam. Hal inilah yang membuat
puncak paceklik diperkirakan bertambah 1 bulan.
"Pasti
mundur musim tanamnya, harusnya Oktober tanam besar. Panen bulan Februari
mungkin terganggu," paparnya.
Karena
itu, Sutarto meminta pemerintah benar-benar waspada dan mengantisipasi dengan
baik supaya harga beras di dalam negeri tidak meroket dan mencekik rakyat.
"Ini harus diantisipasi dengan baik," kata dia.[Detik]