LHOKSUKON - Tanggul sungai jebol sepanjang 35 meter di Desa
Meunasah Krueng LT (KM 5) dan Desa Babah Geudubang (KM 4). Akibatnya, banjir
setinggi 40 centimeter merendam puluhan rumah warga di dua desa tersebut, pagi
tadi Senin (12/10/2015).
Menurut
pantauan lintasatjeh.com, banjir yang merendam dua desa itu tidak memakan
korban jiwa maupun kerugian materil. Banjir juga tidak melumpuhkan akses
lalulintas Lhoksukon - Cot Girek.
Kendati
demikian, warga mengaku resah banjir kerap datang setiap musim penghujan tiba.
Banjir ini juga bukan hal yang baru bagi warga setempat.
"Udah
hal yang terbiasa dengan banjir seperti ini setiap kali musim hujan. Akan
tetapi kami resah dan lelah, setidaknya pemerintah perhatikan nasib kami.
Banjir kali ini datangnya pukul 05:00 WIB secara tiba-tiba," keluh Husein
(39), warga setempat.
Namun,
sejak pukul 12:30 WIB, banjir mulai berangsur surut secara perlahan. Sementara
Camat Lhoksukon, Saifuddin menyebutkan, tanggul roboh tepatnya di desa Meunasah
Krueng sepanjang 25 meter dan 10 meter di Desa Babah Geudubang.
"Permasalahannya
itu selalu disitu, akibat tidak ada tanggul, sudah lama roboh dan luput dari
perhatian pemerintah yang diatas. Kita sudah coba usulkan, namun belum ada
respon," ucapnya.
Sebelumnya,
Wakil Bupati Aceh Utara Drs. Muhammad Jamil pernah menyampaikan bahwa tanggul
roboh akan diupayakan direhap.
"Pak
wabup pernah bilang akan berupaya merehab tanggul yang rusak di Lhoksukon. Hal
itu ia sampaikan ketika memantau kondisi banjir akhir September lalu di lokasi
yang sama," jelas Saifuddin.
Semasih
tanggul roboh itu tidak direhab, tambahnya, Lhoksukon akan terus dilanda
banjir. Dengan demikian pihaknya sangat berharap pemerintah yang diatas
merespon persoalan ini.
Berdasarkan
data yang dihimpun lintasatjeh.com, sepanjang bulan September 2015, kecamatan
Lhoksukon sudah dilanda banjir empat kali. Sementara di bulan Oktober ini,
adalah perdana dilanda banjir.
Banjir
sebelumnya melanda Desa Geulumpang (KM 10), Desa Buloh (KM 9), Desa Teungoh (KM
8), Desa Kumbang (KM 7), Desa Dayah (KM 6), Desa Krueng (KM 5), dan Desa Babah
Geudubang (KM 4). [chairul]