IST |
SINGKIL - Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi meminta ribuan
warga Aceh Singkil yang mengungsi ke daerah lain pascabentrok berdarah agar
kembali ke rumah masing-masing, karena situasi keamanan telah dapat
dikendalikan dan kondusif.
Kapolda
dalam temu pers yang digelar di Mapolres Aceh Singkil, Kamis (15/10),
memastikan situasi di wilayah Aceh Singkil pascabentrok berdarah telah aman dan
terkendali, sehingga warga yang mengungsi ke Tapanuli Tengah (Tapteng) dan
Pakpak Bharat tidak perlu lagi takut untuk kembali ke rumah masing-masing.
Dalam
rapat dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan Panglima Kodan
IM, Mayjen TNI Agus Kriswanto, Kapolda menjelaskan telah disepakati para
pengungsi akan kembali dengan difasilitasi Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil
berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Pakpak Bharat,
Sumatera Utara.
Kapolda
menyebutkan pengamanan telah dilakukan di tempat permukiman warga, rumah
ibadah dan rumah-rumah warga yang ditinggalkan di desa.
Kepada
semua pihak diminta agar tidak termakan isu yang tidak benar. Dia memastikan
situasi telah benar-benar aman dan terkendali. Pengamanan tetap dilakukan dan
warga yang berada di sekitar rumah ibadah dalam keadaan aman untuk melaksanakan
aktivitas.
“Kami harap warga yang
mengungsi segera kembali, jangan mendengarkan isu-isu yang tidak bena. Bila
perlu kami kawal karena memang kondisi benar-benar sudah aman,”
tegas jenderal polisi bintang dua itu.
Sekdakab
Aceh Singkil, Drs Azmi usai pertemuan di Mapolres setempat menyatakan,
penjemputan warga yang mengungsi akan dilakukan pada Jumat (16/10). Penjemputan
pengungsi akan dilakukan langsung oleh Forkopimda ke Tapteng dan juga Pakpak
Bharat.
Disebutkan,
jumlah warga yang mengungsi sekitar 4.000 orang lebih yakni 3.000 orang mengungsi
ke Tapteng dan sekitar 1.000 lebih mengungsi ke Pakpak Bharat.
Masuk DPO
Kapolda
Husen Hamidi juga menjelaskan, dari 47 orang yang ditahan pascabentrok, tiga
orang ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana pelaku pembakaran. Ketiganya
saat ini ditahan di Mapolres Aceh Singkil, sementara 44 orang lainnya telah
dikembalikan ke rumah masing-masing.
Sementara
itu, tujuh orang ditetapkan masuk daftar pencarian orang (DPO), yakni lima
orang di antaranya diduga merupakan pelaku pembakaran. Sedangkan dua lainnya
merupakan penghasut sehingga terjadinya aksi pembakaran.
“Ketujuh orang ini
masih dalam pengejaran dan diharapkan segera tertangkap atau diharapkan
menyerahkan diri,” ujar Husein.
Terkait
pelaku penembakan dengan senapan angin kaliber 5,5, menurut Kapolda dugaan
dilakuan satu orang. Pelakunya telah teridentifikasi namun ketika dikejar
diketahui rumah tempat tinggalnya terkunci dan yang bersangkutan tak diketahui
keberadaannya. Dia berjanji akan tetap mengejar pelaku penembakan tersebut.
Kapolda
mengingatkan imbauan Kapolri sehari sebelumnya agar tetap menjaga kerukunan
dalam kemajemukan masyarakat baik agama, suku, ras dan lainnya. Keberagaman
dijadikan sebagai perekat bangsa bukan sebaliknya menjadi sumber perpecahan
atau hal yang tidak benar.
Dijelaskan,
pada malam sebelumnya telah dilakukan pertemuan dengan warga Muslim dan
dilanjutkan dengan masyarakat Nasrani, Kamis (16/10). Dari pertemuan itu,
Kapolda menyampaikan harapannya agar diperoleh kesepakatan kedua belah pihak
dapat hidup berdampingan dengan damai dalam kehidupan sehari-hari. Sementara
Bupati Safriadi menyampaikan komitmennya agar pertemuan dapat dilakukan dan
dapat diperoleh kesepakatan damai antara kedua belah pihak.[analisadaily]