Imam Samudera dan anaknya di LP Nusakambangan (Foto : REUTERS) |
JAKARTA - Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney
Jones kepada VOA memastikan bahwa Umar Jundulhaq (19 tahun) putra pelaku
bom bunuh diri di Bali, Imam Samudera tewas dalam sebuah pertempuran di
Kota Deir ez-Zur, Suriah pada 14 Oktober lalu.
Umar menurut Sidney Jones adalah satu dari 50 waga negara Indonesia
yang tewas dalam pertempuan di Suriah sejak Maret lalu, baik dengan
pasukan Kurdi maupun dengan pasukan Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Selain itu ada juga yang tewas akibat pemboman udara yang dilakukan
pasukan koalisi tetapi jumlahnya tidak banyak. Ada pula lima orang yang
tewas karena menjadi pembom bunuh diri.
Saat ini lanjut Sidney masih ada sekitar 300an warga negara Indonesia
yang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS tetapi 40 persen di
antaranya perempuan dan anak-anak. Mereka ikut dengan suami mereka.
Mereka yang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS mayoritas
mempunyai hubungan atau memiliki afiliasi dengan organisasi radikal yang
ada di Indonesia, tetapi ada juga warga negara Indonesia yang
sebelumnya tidak memiliki afiliasi apapun dengan kelompok radikal ketika
mereka direkrut.
Mereka biasanya tambah Sidney direkrut melalui hubungan langsung, pengajian dan tidak melalui internet.
Sidney mengatakan, "Dia tewas dalam tempur di sekitar bandara Deir
ez-Zur di Suriah. Saya bisa memastikan dia (Umar) yang tewas, saya sudah
lihat foto mayatnya."
Tim Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Wawan Purwanto
membenarkan Umar Jundulhaq, anak pelaku bom bunuh diri di Bali, Imam
Samudera tewas di Suriah.
"Rata-rata dimakamkan di sana, tidak dibawa ke sini karena
kepergiannya sendiri dianggap menyalahi dari perundang-undangan,
kewarganegaraan dalam negeri juga jadi tidak dipulangkan. Sampai saat
ini tidak ada mereka yang meninggal di Suriah dibawa pulang ke Indonesia
itu tidak ada. Semua dimakamkan di sana," jelasnya.
Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney
Jones mengakui bahwa sebenarnya jaringan-jaringan teroris di Indonesia
telah lemah. Meski demikian tambahnya semua pihak tetap harus waspada
karena apabila ada yang pulang dari Suriah, mereka memiliki kredibilitas
dan keterampilan yang tinggi seperti mahir menggunakan senjata dan
berperang.
Berdasarkan informasi yang dimilikinya tambahnya sudah ada 7 orang
warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS dan kembali ke
Indonesia. Untuk itu Sidney menyarankan agar aparat penegak hukum
ataupun pemerintah melakukan pendekatan yang baik terhadap mereka.
Sidney juga berharap program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah
dapat lebih ditingkatkan lagi seperti program untuk narapidana kasus
teroris. Program ini tambahnya bisa diperkuat lagi agar penjara tidak
dijadikan oleh teroris sebagai tempat yang subur untuk melakukan
perekrutan .
"Pasti ada satu atau dua yang mau melakukan jihad di Indonesia tetapi
paling sedikit kalau didekati oleh aparat keamanan di sini, mereka bisa
membedakan antara orang kecewa dan mungkin ingin kerjasama dengan
pemerintah untuk mencegah orang lain berangkat dan orang-orang yang
betul masih mempunyai niat yang kurang baik. Kalau orang terakhir
seperti itu saya kira harus dipantau saja," tambahnya.
BNPT menyatakan dari 1030 orang yang ditangkap dan ditahan karena
kasus terorisme, masih ada 25 orang yang dinilai radikal, antara lain
AbuBakar Baasyir.[VOA Islam]