-->


[Puisi] Aroma Kuah Pliek

10 Oktober, 2015, 12.23 WIB Last Updated 2015-10-10T05:23:44Z
Kuah Pliek. IST
Oleh Mahdi Idris


Bukan saja asin laut dan buai angin gunung
kita hirup di Tanah Rencong
tapi aroma kuah pliek lebih kental
mengkhatam kenangan
Menggelar ingatan aroma kampung halaman.

Kita selalu terbayang Ibu
berjalan tertatih-tatih
mengantar semangkok kuah pliek
memenuhi ruang teduh saat makan siang.

Ah, bagaimana kita lupakan begitu saja
tubuh yang dilumur aroma kuah pliek
sejak dalam buaian didendangkan lagu kenangan
nyanyian pengembaraan berakhir jua di Tanah kelahiran.

Kita boleh saja pergi ke tanah rantau terjauh
tapi aroma kuah pliek tetap membuka pintu kerinduan
kembali pada muasal tercipta,
sebab di sinilah impian bertarung berkurun waktu.
Komentar

Tampilkan

Terkini