IST |
JAKARTA - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)
menyayangkan adanya tindakan intoleran dari masyarakat di Aceh Singkil. Menurut
Ketua Umum PGI Henriette Hutabarat Lebang, kejadian itu menunjukan bahwa oknum
masyarakat itu telah melanggar kesepakatan yang telah ditetapkan.
"Kesepakatannya,
pembongkaran baru dilakukan pada 19 Oktober," ujarnya kepada
Republika.co.id Selasa (13/10). Kenyataanya, Henriette melanjutkan, ternyata
masyarakat tidak mengindahkan kesepakatan itu.
Selain
itu, ia juga menyayangkan keterlambatan respons dari aparat setempat sehingga
kericuhan pun tidak terhindarkan. Dia mengatakan seharusnya ada tindakan
preventif dari aparat.
Menurutnya,
dalam kejadian itu, setidaknya terdapat dua gereja yang dibakar. Kericuhan pun
juga menimbulkan korban tewas dan luka parah. "Sekarang ini kondisi Aceh
Singkil kian mencekam. Sudah terdapat umat kristen yang melakukan eksodus untuk
mencari tempat yang lebih aman," ujarnya. [ROL]