IST |
JAKARTA - Ketua DPP Partai Nasdem Lutfi Andy Mutty berharap Presiden Joko Widodo lebih berhati-hati jika ingin melakukan reshuffle kabinet jilid II. Jika reshuffle
dilakukan tanpa pertimbangan matang dan hanya untuk mengakomodasi
kepentingan Partai Amanat Nasional yang baru bergabung ke pemerintah,
dikhawatirkan hal itu akan merusak hubungan antarpartai dalam Koalisi
Indonesia Hebat.
“PAN kan baru-baru saja masuk kabinet, kalau
kemudian di tengah jalan dikasih jatah kursi menteri, apa partai yang
lain enggak marah? Partai-partai lainnya dalam KIH sudah
'berdarah-darah' lho memenangkan Jokowi-JK,” kata Lutfi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Lutfi
pun mempertanyakan sikap PAN yang sudah menyodorkan lima nama calon
menteri kepada Presiden. Menurut dia, sikap tersebut sudah melanggar
komitmen awal KIH yang hendak mendukung Jokowi-JK tanpa syarat.
”Kalau seperti ini, apakah masih bisa disebut koalisi tanpa syarat?” ujar Ketua Kelompok Fraksi Nasdem ini.
Selain
memengaruhi internal koalisi, Lutfi khawatir sikap PAN ini akan
memengaruhi persepsi publik terhadap dinamika internal kabinet. Publik
akan menilai Presiden inkonsisten dengan keputusannya untuk tidak
bagi-bagi kursi. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa reshuffle adalah hak prerogatif Presiden.
Akan tetapi, Lutfi menilai, reshuffle
seharusnya menjadi evaluasi Presiden terhadap kinerja para pembantunya
yang dianggap tidak berhasil mencapai target yang telah ditetapkan.[Kompas]