Penyematan badge oleh direktur PT Pertamina |
MEDAN - Lembaga Pengabdian
Masyarakat dan SME&SR Partnership Program Area PT. Pertamina Sumatera Bagian
Utara, melakukan kerjasama dalam hal peningkatan kualitas pendidikan di
Sumatera Utara, Jum'at (30/10/2015)
Program yang dilaksanakan di Hotel Malibau
Tebing Tinggi mengintensifkan tentang pelatihan pengembangan dan penggunaan alat IPA sederhana guru sekolah dasar yang dihadiri 40 orang guru mata
pelajaran IPA di tingkat sekolah dasar yang
dilaksanakan selama 3 hari mulai dari tanggal 30 Oktober-1 Oktober 2015.
Kegiatan yang dihadiri oleh Manager Area SME
dan SR PT. Pertamina Sumbagut Bapak Prio Dwi Prianto, Ketua LPM Unimed Dr. Ridwan Abdullah Sani dan mewakili Dinas Pendidikan
Kota Tebing Tinggi Kabid PMPTK Amri Siahaan, M.Si dan Sekretaris LPM Unimed
Muhti Hamjah M.Is, beserta koordinator dan staf ahli.
Dalam kesempatan tersebut sekretaris LPM Unimed
yang juga Panitia dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, bahwa pelatihan ini
merupakan implementasi hasil kerjasama antara LPM Unimed dan PT.
Pertamina Sumbagut yang pada saat ini mengambil tempat di Kota Tebing Tinggi
sebagai pilot project dalam pengembangan media pembelajaran IPA
sederhana.
Selain itu
dalam kegiatan ini materi di fokuskan pada pemanfaatan bahan-bahan yang ada
disekitar dengan berbasis kearifan lokal. Pelatihan ini diharapkan membangkitkan
daya kreativitas dan pemahaman konsep terhadap materi pelajaran IPA sehingga
guru dapat melakukan pembelajaran realistik dan mudah dipahami siswa.
Pada saat ini sekolah sekurang-urangnya mempunyai 4 jenis sumber belajar yang sangat
kaya dan bermanfaat bagi siswa, yaitu: (1) masyarakat desa atau masyarakat kota
di sekeliling kota, (2) lingkungan fisik diluar sekolah, (3) barang sisa atau
barang bekas, dan (4) peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Salah
satu dari keempat jenis sumber belajar tersebut diatas, yaitu bahan sisa atau
bahan bekas dapat dibuat menjadi alat-alat peraga IPA.
“Cukup banyak tersedia benda-benda
(padat, cair dan gas) yang terdapat di likungan sekitar kita yang dapat
diorganisir oleh guru untuk keperluan alat peraga IPA, tergantung bagaimana
kemauan dan kemampuan guru dapat mengembangkan dan memanfaatkannya,” jelas Mukti.
Manager Area SME dan SR PT. Pertamina Sumbagut Prio Dwi Prianto
mengungkapkan Pertamina tidak hanya berkutat pada distribusi dan pengelolaan
migas saja akan tetapi banyak
program-program yang dilaksanakan oleh Pertamina menyentuh pada bagian-bagian
kecil masyarakat yang sering diabaikan. Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup
pertamina pada saat ini dengan tema besar yaitu “Pertamina Sobat Bumi”.
Dengan sub-sub tema meliputi : (1) Pertamina
Cerdas, dengan program-program pendidikan, pelatihan, OSN dan perbaikan serta
pembangunan fisik sekolah, dan beasiswa yang diberikan kepada siswa dan
mahasiswa berprestasi. Lalu yang ke dua program unggulan yang lainya (2) Pertamina Sehat, yaitu dengan pembangunan
sanitasi pada daerah-daerah kumuh dan tertinggal, (3) Pertamina Hijau, dengan
mengusung konsep go green untuk penghijauan lahan serta eklamasi
mangrove pada pantai-pantai yang ada di Indonesia. Lalu yang terakhir (4) yaitu
Pertamina Berdikari yaitu dengan pembinaan usaha-usaha kecil dan menengah agar
mampu mandiri dan mengembangkan usaha.
"Jadi
Pertamina Regional Sumbagut intens melaksanakan program-program tersebut dengan
menggandeng Universitas Negeri Medan, karena track record Unimed cukup
mumpuni dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat,” pungkas Prio.
Menanggapi hal tersebut Ketua LPM unimed Dr.
Ridwan A Sani, didampingi Koordinator
dan staf ahli LPM Unimed diantaranya Amrizal, M.Pd, Dedy Husrizal, M.Si,
Irfandi, M.Si dan Ali Fikri Hasibuan, M.Si mengungkapkan bahwa, kegiatan ini merupakan kegiatan kerjasama
kesekian kalinya antara LPM unimed dan Pertamina dalam hal pembinaan
kemasyarakat karena mengaplikasikan teori-teori yang ada di kampus
direalisasikan ke lapangan.
“Khusus dalam kegiatan sekarang, LPM Unimed menurunkan pemateri dosen Unimed yang
berlisensi dari SEQIP dan TEQIP tingkat nasional (Dr.Ridwan A Sani,
Alkhafi Maaf Siregar, M.Si, Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd) yang didampingi
oleh Mukti Hamjah Hrp, M.Si, Amrizal, M.Pd dan Irfandi, M.Si.“
Dengan pemateri Nasional harapannya, para tutor
mampu mendorong kreatifitas guru-guru sehingga dapat menggunakan dan mengembangkan alat peraga IPA disekolah
masing-masing, hal ini juga sesuai dengan visi dan misi Unimed yang selalu
digaungkan oleh Rektor yaitu, Unimed
to be solusion bagi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru.
Pada akhir acara pembukaan Kadis pendidikan Kota Tebing Tinggi yang
diwakili oleh Kabid PMPTK Amris Siahaan, M.Si menyambut baik adanya kegiatan
pelatihan dan pengembangan Penggunaan media IPA sederhana yang dilaksanakan
oleh LPM Unimed dengan Pertamina. “Pelatihan ini mendukung dalam penerapan
kurikulum nasional (kurnas), karena sangat relevan dan dibutuhkan oleh guru
untuk menambah pengetahuan dan kemampuan pendidik dalam mencerdaskan anak bangsa,” ungkap Amris.
Bila kualitas guru meningkat maka secara tidak langsung menjadi gaya
searah menyongsong peningkatan pendidikan di kota tebing tinggi secara simultan. “Target kami, pendidikan di tebing
tinggi akan menjadi barometer ditingkat regional sumatera utara, karena saat
ini kami telah mengirimkan guru-guru berprestasi ke Jepang dan New Zeland dalam
upaya mencapai target tersebut,” tegasnya.
Hal tersebut diamini oleh Bunari, S.Pd guru di SD Negeri 163081 kecamatan
Tebing Tinggi Kota yang mengungkapkan bahwa, saat sekarang ini banyak sekali
kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendididkan Tebing Tinggi yang
dilaksanakan bekerjasama dengan LPM Unimed diantaranya: Pelatihan PTK,
Pelatihan Model Pembelajaran, Strategi pembelajaran dan juga pelatihan alat
peraga seperti saat ini.
Pelatihan-pelatihan tersebut sangat membantu para pendidik untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan karir guru tersebut.
”Setelah kami ikuti workshop, ternyata alat peraga yang dipraktekan
sangat mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya besar, tetapi sangat mampu
menjelaskan konsep IPA yang ada disekolah. Jadi tidak perlu harus membeli alat-alat mahal, karena
dapat dibuat sendiri. Kami juga berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan secara
berkesinambungan, sehingga kemampuan guru dalam melakukan inovasi dalam
pembelajaran dapat terus ditingkatkan,” ungkapnya.[Irfandi]