IST |
LIBANON - Seorang jurnalis televisi di Timur Tengah berkukuh
menyiarkan berita meski sebagian wajahnya masih berbalut perban. Hana Mahmeed,
jurnalis TV Al-Mayadeen terkena lemparan granat tentara Zionis saat meliput
bentrok di Yerusalem Timur.
Penyiar
asal Libanon itu secara mengejutkan muncul di layar TV dengan berbalut perban
dari kepala hingga leher. Serangan tersebut tidak membuat luka serius, namun
menciptakan lubang-lubang di sekujur wajah dan lehernya. "Dokter sudah
menyarankan agar istirahat lebih dan tidak bekerja dalam masa pemulihan,"
ungkap Raed Sobies, seorang rekan dari Mahameed mengatakan kepada harian
Independent, Senin (5/10).
Sifat
keras kepalanya membuat jurnalis wanita ini tidak ingin posisinya digantikan,
walau stasiun TV terkait memiliki reporter lain yang bisa menggantikan
posisinya untuk sementara waktu.
"(Ngotot
siaran) memang tidak baik, dan bisa membuat lukanya semakin memburuk. Kita
membutuhkan seorang yang dapat meredam sifatnya, namun ini bukan hal
mudah," imbuh Raed.
Diketahui,
bentrok yang tengah diliput oleh Mahammed adalah ketika tentara Israel sedang
bersitegang dengan keluarga ayah dari remaja Palestina, Fadi Alloun (19), yang
dituduh menusuk pemuda Israel pada Ahad. Alloun kemudian ditembak mati oleh
kepolisian Israel setelah cekcok.[Merdeka]