IST |
LHOKSUKON - Zuriat Malikussaleh menyayangkan bentrokan warga
hingga pembakaran gereja di Kabupaten Singkil, Selasa (13/10/2015) kemarin.
Seharusnya, peristiwa itu tidak terjadi di provinsi berjuluk Serambi Mekkah.
Demikian
dikatakan Pembina LSM Zuriat Malikussaleh, Rusli Abdullah, S.Pd, kepada
lintasatjeh.com, Kamis (15/10/2015).
Menurutnya,
Islam itu adalah agama yang mengajarkan toleransi terhadap sesamanya baik terhadap
suku, ras bahkan agama. Seharusnya, kata dia lagi, masyarakat dapat menahan
diri dan lebih mengedepankan musyawarah, apalagi dalam pendirian gereja di Aceh
juga telah diatur dalam Pergub No 25/2007.
"Kalaupun
rumah ibadah itu tidak berizin, kan bisa dimusyawarahkan dulu, bukan malah main
hakim sendiri. Islam secara tegas melarang perbuatan anarkis," tegas
Rusli.
Selain
itu dirinya juga menilai kerusuhan yang berbau SARA ini ada unsur politik, dan juga
bertujuan untuk merusak perdamaian dan mengganggu ketenangan masyarakat Aceh
pasca damai ini.
"Kami
berharap kepada masyarakat jangan terprovokasi dengan insiden ini. Mari kita
bersama-sama saling berdampingan jangan tebarkan kebencian antarsesama,"
ucapnya.
Kendati
begitu, dirinya mendesak kepada aparat penegak hukum untuk menindak para pelaku
sesuai hukum yang berlaku, sebab tindakan tersebut dinilai telah menciderai
norma agama di Aceh.[Pin]