IST |
WASHINGTON DC - Atas undangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Joko
Widodo, Presiden Republik Indonesia, berkunjung ke Amerika Serikat pada Oktober
2015. Dalam kesempatan tersebut, melalui siaran pers yang diterima
lintasatjeh.com, Selasa (27/10/2015) Obama dan Jokowi mengadakan pertemuan di
Gedung Putih pada 26 Oktober 2015 dan menyetujui pernyataan bersama.
Berikut
pernyataan lengkapnya:
Kedua
Presiden sepakat bahwa kini hubungan antara AS dan Indonesia jauh lebih kuat,
lebih dinamis, dan secara tegas didasari oleh prinsip-prinsip yang dimiliki
bersama dalam demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang kuat, penghormatan
terhadap hak asasi manusia, serta mendorong perdamaian, stabilitas, dan
kemakmuran ekonomi. Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia, sebuah kerangka yang
diluncurkan pada 2010, semakin memperluas, memperdalam, dan meningkatkan
kemitraan bilateral di antara kedua negara. Kemitraan Komprehensif tersebut
telah memperlihatkan kepada dunia manfaat kerja sama yang erat antara negara
demokrasi terbesar ke-dua dan ke-tiga di dunia, membuka peluang besar untuk menjalin
kerja sama ekonomi dan pembangunan, dan menunjukkan pentingnya meningkatkan
pertukaran dan rasa saling mengerti antara dua negara yang paling beragam di
dunia ini.
Mempererat Kemitraan Jangka Panjang
Untuk
menjawab tantangan yang terus berkembang dan memanfaatkan peluang-peluang baru,
Presiden Barack Obama dan Presiden Joko Widodo menyadari bahwa Kemitraan
Komprehensif AS-Indonesia perlu ditingkatkan dan kedua negara perlu senantiasa
memperdalam hubungan berdasarkan keuntungan bersama dan rasa saling menghormati
kedaulatan dan integritas wilayah. Bersama-sama sebagai mitra, Amerika Serikat
dan Indonesia, sebagai dua negara demokrasi terbesar di dunia, memiliki
tanggung jawab dan keperluan bersama untuk menghadapi tantangan strategis dalam
tataran internasional. Berdasarkan ini, kedua Presiden berkomitmen untuk
menyusun Kemitraan Strategis antara kedua negara, untuk memperluas kerja sama
dalam bidang strategis yang menjadi kepentingan bersama. Keduanya juga
menyetujui dibentuknya Dialog Strategis Menteri (Ministerial Strategic
Dialogue) tahunan, yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri kedua negara, di
samping pertukaran tingkat menteri lainnya, sebagai wadah diskusi dan
kolaborasi dalam upaya-upaya strategis untuk mendorong perdamaian dan kesejahteraan
internasional, sekaligus prioritas bilateral. Mengingat kontribusi yang begitu
berharga dari masyarakat madani dan sektor swasta bagi kedua negara demokrasi
ini dan dalam hubungan yang lebih luas di antara keduanya, kedua kepala negara
menyambut keterlibatan masyarakat madani dan sektor nonpemerintahan yang juga
merupakan bagian penting dalam Kemitraan Strategis.
Kerja Sama Bidang Maritim
Presiden
Barack Obama dan Presiden Joko Widodo menggarisbawahi keutamaan bidang maritim
bagi masing-masing negara, wilayah sekitar, dan dunia. Keduanya sepakat untuk
memperdalam kerja sama dalam bidang maritim, seperti yang tertuang dalam “Nota
Kesepahaman Kerja Sama Maritim” (“Memorandum
of Understanding on Maritime Cooperation”), yang mencakup
berbagai bidang, termasuk: keamanan maritim, perekonomian maritim, sumber daya
maritim dan konservasi dan perlindungan perikanan, keselamatan dan navigasi
maritim, ilmu pengetahuan dan teknologi maritim, serta bidang-bidang kerja sama
lainnya yang disetujui oleh kedua negara.
Kedua
Presiden menggarisbawahi pentingnya memperbaiki infrastruktur maritim guna
meningkatkan konektivitas dan mempermudah arus perdagangan yang lebih lancar di
kawasan dan di antara kedua negara. Untuk itu, keduanya berkomitmen untuk
mendorong kerja sama dan investasi dalam infrastruktur.
Kedua
Presiden juga menekankan kembali kebutuhan mendesak untuk memberantas,
mencegah, menangkal, dan menghapuskan penangkapan ikan ilegal. Mereka
berkomitmen untuk bersama-sama mengidentifikasi upaya-upaya yang dapat
mempererat kerja sama bilateral dan membangun kapasitas untuk melawan
penangkapan ikan ilegal (IUU fishing).
Kerja Sama Bidang Pertahanan
Presiden
Barack Obama dan Presiden Joko Widodo menegaskan kembali komitmen mereka untuk
semakin mempererat kerja sama bilateral dalam bidang pertahanan, dan menyambut
peningkatan program-program militer bilateral, yang kini mencapai lebih dari
200 aktivitas per tahun. Kedua Presiden menyambut baik Pernyataan Bersama Kerja
Sama Komprehensif Bidang Pertahanan (Joint Statement on Comprehensive Defense
Cooperation), yang pada 26 Oktober 2015 disetujui oleh Kementerian Pertahanan
Indonesia dan Departemen Pertahanan AS. Kedua Presiden menggarisbawahi komitmen
mereka untuk memperdalam kerja sama dalam bidang-bidang seperti: kerja sama
maritim, penjaga perdamaian, bantuan kemanusiaan dan bencana, penelitian dan
pengembangan pertahanan gabungan, melawan ancaman transnasional, dan
profesionalisasi militer. Kedua Presiden juga menegaskan kembali keinginan
mereka untuk menjajaki dan berkonsultasi mengenai upaya-upaya baru yang dapat
mendorong kerja sama dalam pengembangan dan produksi bersama alutsista,
logistik bersama, dan keamanan maritim. Mengingat bahwa kerja sama dalam
menjaga perdamaian telah dan masih akan menjadi salah satu bidang kerja sama
bilateral, kedua Presiden menyambut baik hasil Leaders’
Summit on Peace Keeping yang diadakan di sela-sela Sidang Umum ke-70 PBB (70th
United Nations General Assembly). Amerika Serikat menyambut baik peran
Indonesia dalam upaya menjaga perdamaian dan rencana Indonesia untuk
meningkatkan jumlah tentaranya.
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Kedua
Presiden mengakui pentingnya kerangka kebijakan ekonomi yang dapat diprediksi,
terbuka, dan transparan, yang dapat mendorong investasi asing dan menggalakkan
persaingan yang adil serta melindungi hak kekayaan intelektual, untuk
memfasilitasi perdagangan dua arah yang lebih besar dan investasi, serta untuk
menggalakkan pertumbuhan ekonomi yang dipimpin oleh sektor-swasta. Kedua
presiden mengakui bahwa kerangka kebijakan tersebut penting untuk pertumbuhan
sektor keuangan, karena dengan hal ini investor asing dan penyedia layanan
dapat menyalurkan modal dan keahlian untuk membantu mengembangkan pasar
keuangan Indonesia, serta menyalurkan sumber daya swasta untuk membantu
mengembangkan infrastruktur Indonesia. Kedua pemimpin membahas reformasi yang
baru saja dilakukan di Indonesia dan menegaskan bahwa langkah-langkah untuk
meningkatkan kemudahan berbisnis di Indonesia akan menciptakan kondisi yang
dapat memacu ekspansi perdagangan dua arah dan investasi. Kedua Presiden
menyambut baik perjanjian di bidang komersial yang baru-baru ini disepakati
antara perusahaan yang berbasis di AS dan Indonesia, sebesar lebih dari 20
miliar dollar AS, sebagai cerminan dari hubungan ekonomi bilateral yang
mendalam.
Konsultasi
rutin melalui US-Indonesia Trade and Investment Framework Agreement (TIFA),
yang ditandatangani tahun 1996, telah berfungsi sebagai wadah utama bagi kedua
negara untuk menangani permasalahan dalam perdagangan dan investasi bilateral,
mengembangkan inisiatif konkret untuk memperdalam ikatan kerjasama ekonomi, dan
untuk meningkatkan kerjasama dalam forum regional dan multilateral. Kedua
pemimpin menyambut baik hasil dari pertemuan terakhir TIFA, terutama mengenai
kesepakatan kerjasama untuk memanfaatkan Paket Kebijakan Ekonomi
Indonesia yang akan datang untuk mendukung deregulasi. Amerika Serikat dan
Indonesia tetap berkomitmen untuk berpegang pada ratifikasi Perjanjian Fasilitasi
Perdagangan WTO dan pelaksanaan komitmen Pemimpin APEC 2011 untuk mengurangi
tarif yang dikenakan pada daftar barang yang berkaitan dengan lingkungan hidup
(Environmental Goods List) pada akhir 2015.
Menyadari
peluang dan tantangan dari teknologi informasi dan komunikasi, kedua Presiden
menegaskan kembali komitmen mereka untuk memastikan bahwa teknologi dan inovasi
merupakan komponen penting dari kerjasama bilateral secara keseluruhan di abad
ke-21 ini dan untuk memperkecil kesenjangan digital. Untuk mencapai tujuan ini,
kedua Presiden berkomitmen untuk terus mengembangkan kerjasama di berbagai
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, termasuk pengembangan sektor
teknologi informasi di Indonesia sejalan dengan visi Ekonomi Digital Indonesia
2020. Kedua presiden menegaskan perlunya negara untuk melindungi internet
sebagai wadah yang penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di seluruh
dunia. Untuk mendukung tujuan tersebut, kedua Presiden menggarisbawahi
pentingnya kerjasama dan diskusi lebih lanjut untuk memastikan terciptanya
Internet yang aman, termasuk upaya untuk menggalakkan kepercayaan,
transparansi, dan stabilitas di antara negara-negara terhadap teknologi
informasi dan komunikasi.
Kedua
presiden juga menyambut baik Pokja Penerbangan (Aviation Working Group) yang
bertujuan untuk membantu Indonesia meningkatkan keselamatan, keamanan dan
efisiensi jaringan transportasi udara. Secara terpisah, AS dan Indonesia akan
melanjutkan konsultasi antara Federal Aviation Administration (FAA) dan
Direktorat Jendral Penerbangan Sipil (DGCA) Indonesia untuk mendukung
pelaksanaan standar keselamatan internasional yang ditetapkan oleh
International Civil Aviation Organization (ICAO) dengan tujuan untuk
mendapatkan kembali status kategori pertama secepat mungkin.
Kedua
negara menyadari kemitraan kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan melalui program Millennium Challenge
Corporation bernilai 600 juta dollar yang merupakan paket bantuan terbesar di
Asia, akan membantu memperkuat usaha Indonesia untuk menggalakan energi
terbarukan dan penurunan emisi gas rumah kaca, menyediakan layanan publik yang
penting, dan meningkatkan kesehatan dan gizi menyeluruh bagi perempuan dan
anak.
Kerjasama Energi
Menyadari
kepentingan strategis yang sama di bidang pengembangan energi yang bersih dan
keamanan energi, AS dan Indonesia menegaskan komitmen mereka untuk memperdalam
kerjasama dalam bidang terkait energi seperti tertuang dalam MoU terbaru
mengenai Kerjasama Energi, yang mendukung pembentukan Pusat Energi Bersih
Indonesia (Indonesia’s Clean Energy Center of Excellence) di Bali dan
memperdalam kerjasama dalam bidang-bidang seperti penyebaran sistem energi
terbarukan di luar jangkauan (remote and off-grid renewable energy),
mengkombinasikan penangkapan dan penyimpanan karbon, serta memperkuat keamanan
energi nasional melalui perencanaan cadangan minyak bumi strategis. Kedua
Presiden menyambut baik Pokja Kelistrikan AS-Indonesia yang baru dibentuk, yang
bertujuan membantu Indonesia mencapai tujuan ambisius untuk mewujudkan target
pembangkit listrik dalam lima tahun ke depan dengan cara yang bersih dan
berkelanjutan.
Meningkatkan Kerjasama Regional dan
Global
Kedua
Presiden menyambut baik visi Pemerintah Indonesia di bidang maritim, yaitu
menjadi poros maritim dunia, melalui kepemimpinan Indonesia di forum regional
dan global, serta kebijakan Amerika Serikat untuk menyeimbangkan diri kembali
ke kawasan Asia Pasifik guna meningkatkan perdamaian, kesejahteraan, stabilitas
dan keamanan di kawasan Asia Pasifik.
Perubahan
iklim tetap menjadi prioritas kerjasama antara Amerika Serikat dan Indonesia,
dan kedua negara berkomitmen untuk bekerjasama secara erat mengimplementasikan
kebijakan domestik yang tegas untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan
meningkatkan ketahanan negara terhadap iklim. Mereka juga menegaskan komitmen
bersama, pada Konferensi Iklim di Paris yang akan diselenggarakan pada Desember
2015, untuk menuntaskan perjanjian iklim dunia yang ambisius dan jangka panjang
yang mencerminkan prinsip bersama antar kedua negara namun dengan tanggung
jawab yang berbeda serta kemampuan masing-masing negara, dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan yang berbeda di setiap negara, serta dapat
membantu mendukung terciptanya transformasi rendah karbon di dunia pada abad
ini. Kedua presiden menyatakan keinginan mereka untuk menghentikan subsidi
bahan bakar fosil yang tidak efisien dan menyebabkan pemborosan sekaligus
menjaga tersedianya energi yang penting bagi masyarakat miskin. Kedua presiden
menegaskan kembali dukungan mereka untuk hydroflourocarbons (HFCs) dari
Pernyataan Para Pemimpin Dunia G-20 di tahun 2013.
Kedua
Presiden menekankan pentingnya perlindungan terhadap lahan gambut dan lahan
lain yang tinggi kandungan karbonnya. Presiden Obama menyambut baik kebijakan
Presiden Widodo yang baru-baru ini dicanangkan untuk melawan dan mencegah
kebakaran hutan dan dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan dan perekonomian,
termasuk keputusan Presiden Jokowi pada bulan Mei 2015 yang memperpanjang masa
moratorium pemberian izin pengelolaan hutan primer dan lahan gambut, dan
Presiden Widodo menyatakan apresiasinya terhadap AS yang menawarkan bantuan di
sektor ini. Kedua Presiden berkomitmen atas pengelolaan hutan yang berkesinambungan,
termasuk melalui inisiatif dari sektor swasta.
Kedua
negara juga menyatakan komitmen G-20 mereka untuk meningkatkan pertumbuhan,
meningkatkan ketahanan ekonomi, dan memperkuat institusi global dalam upaya
mencapai pertumbuhan yang kuat, berkesinambungan, dan seimbang, melalui
kebijakan yang mendukung tumbuhnya permintaan dan penciptaan lapangan pekerjaan
guna mendorong peningkatan kesejahteraan. Mereka juga berkomitmen untuk
meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan kedua Presiden menyambut baik
perwujudan dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2030 dan berjanji
mendukung hal ini.
Kedua
Presiden berjanji untuk meneruskan dan memperkuat upaya mereka mengatasi
ancaman keamanan non-tradisional, termasuk ancaman terorisme dan kekerasan
ekstremisme, bencana alam, perdagangan satwa liar ilegal, penangkapan ikan
ilegal dan kejahatan terkait penangkapan ikan, keamanan di perairan, dan
maraknya kerjasama dan peningkatan kapasitas di dunia digital.
Presiden
Obama mengakui kesuksesan Indonesia dalam penegakan hukum melawan terorisme,
yang menjadi model pendekatan perlawanan terhadap terorisme oleh masyarakat
sipil dan aturan hukum. Kedua Presiden berjanji untuk terus meningkatkan
kerjasama untuk melawan teroris dan grup ekstremis, termasuk memutus aliran
pejuang teroris asing, dan upaya melawan radikalisasi guna mencegah
berkembangnya pesan-pesan yang menghasut ke dalam masyarakat yang rentan
disusupi. Amerika Serikat dan Indonesia menyambut baik pertemuan para pemimpin
untuk menanggulangi ISIL dan kekerasan ekstremisme. Kedua Presiden mendukung
terbentuknya Dewan urusan Agama dan Pluralisme, sebuah mekanisme bilateral yang
inovatif, yang dirancang untuk menjunjung plurasime, toleransi dan moderasi.
Untuk mencegah aksi terorisme menggunakan nuklir, kedua Presiden mendukung
adanya rencana Konferensi Keamanan Nuklir di 2016 dan akan menuntaskan
upaya-upaya yang diperlukan untuk mempersiapkan materi tentang nuklir sebelum
konferensi dimulai.
Kedua
Presiden memahami pentingnya memperluas kerjasama di bidang kesehatan dan
membangun kapasitas guna mencegah, mendeteksi dan menindaklanjuti tantangan
kesehatan global, termasuk ancaman epidemi. Melihat peningkatan kerjasama di
bidang ini, kedua negara memiliki komitmen untuk membuat perjanjian pada bidang
kesehatan yang akan mampu memberikan landasan dan arah di masa mendatang.
Amerika Serikat menyambut baik kepemimpinan Indonesia pada inisiatif lima
tahunan Agenda Keamanan Kesehatan Dunia (GHSA) yang bertujuan untuk mencapai
target yang telah disepakati bersama, termasuk memimpin Steering Group GHSA di
2016.
Amerika
Serikat dan Indonesia memiliki komitmen untuk meningkatkan kerjasama di kawasan
regional, melalui forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Asosiasi
Negara-Negara Asia Tenggara (ASAEAN) dan KTT Asia Timur. Kedua negara secara
signifikan memahami pentingnya persatuan negara-negara ASEAN yang kuat, peran
penting ASEAN di tatanan politik dan keamanan di kawasan serta hubungan ASEAN
dan Amerika Serikat yang kuat. Kedua kepala negara juga melihat pentingnya
memperkuat dan mengembangkan tatanan regional yang konstruktif dan positif
melalui dukungan terhadap Indian Ocean Rim Association (IORA) dan menyambut
baik keinginan Indonesia untuk lebih memperkuat tatanan regional di Samudra
Hindia selama kepemimpinan di IORA pada 2015-2017.
Kedua
Presiden sama-sama mengutarakan kekhawatiran mereka terhadap perkembangan
terbaru di Laut Cina Selatan yaitu meningkatnya ketegangan, berkurangnya
tingkat kepercayaan dan timbulnya niat untuk mengusik perdamaian, keamanan dan
kondisi perekonomian yang baik di tingkat regional. Kedua kepala negara yakin
sangatlah penting bagi seluruh pihak untuk menahan diri dari segala aksi yang
dapat meningkatkan ketegangan di Laut Cina Selatan. Kedua Presiden menekankan
pentingnya menjaga keamanan maritim dan menjunjung tinggi kebebasan navigasi
dan zona terbang yang diakui oleh dunia internasional di Laut Cina Selatan.
Kedua negara mendukung jalan damai terhadap pertikaian yang terjadi sesuai
dengan hukum internasional yang berlaku, termasuk yang tercantum dalam Konvensi
PBB tentang Hukum Laut pada 10 Desember 1982 (UNCLOS), serta menyadari
pentingnya implementasi yang efektif dari Deklarasi tentang Tata Norma bagi
semua pihak di Laut Cina Selatan, juga upaya untuk menyertakan Tata Cara
Berperilaku (Code of Conduct) bagi semua pihak di Laut Cina Selatan.
Hubungan Antar Masyarakat
Amerika
dan Indonesia, sebagai negara dengan demokrasi yang beragam, berkomitmen untuk
meningkatkan masyarakat sipil madani yang kuat, iklim media yang dinamis dan
kesempatan yang terbuka bagi wanita dan kaum minoritas. Kepemimpinan bersama
dalam Kerjasama Pemerintahan Terbuka menandakan adanya komitmen yang kuat untuk
meningkatkan tata kelola dan transparasi demi kebaikan kedua warga negara dan
berbagi pengalaman dengan negara demokrasi yang sedang berkembang melalui
kerjasama tiga pihak (triangular coopertion).
Kedua
Presiden juga berkomitmen untuk memperluas dan memperdalam hubungan
antarmasyarakat kedua negara, termasuk melalui pertukaran pelajar dan sektor
wisata. Presiden Obama menyambut baik kebijakan Indonesia yang
membebaskan warga negara AS dapat masuk ke Indonesia tanpa visa untuk kunjungan
yang singkat. Amerika Serikat dan Indonesia akan memikirkan cara-cara untuk memperluas
keabsahan visa non-imigran yang dikeluarkan bagi warga negara Indonesia yang
akan berkunjung ke Amerika Serikat dalam rangka wisata dan bisnis juga bagi
pelajar dan pertukaran visa kunjungan bagi warganegara AS yang berkunjung ke
Indonesia.
Amerika
Serikat dan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama bilateral dalam
bidang penelitian ilmiah dan kerjasama pendidikan tinggi melalui perluasan
kesempatan kolaborasi bagi para ilmuwan kedua negara di bidang-bidang yang
diprioritaskan dalam Perjanjian Teknologi dan Sains termasuk perlindungan
maritim, teknologi pertanian, kesehatan dan energi terbarukan. Sebagai pusat
dari kerjasama ini, realisasi Dana Bagi Penelitian Ilmiah menunjukkan adanya
tonggak sejarah bagi pengembangan ilmiah di Indonesia dan terciptanya
kesempatan baru untuk menghubungkan peneliti Indonesia dengan komunitas sains
dunia.[red]