IST |
MEDAN - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, sejumlah
tindakan sudah dilakukan menyusul kerusuhan di Aceh Singkil, Selasa (13/10)
kemarin. Menurut Badrodin, salah satu tindakan yang telah diambil, yakni
penyekatan di wilayah perbatasan Sumut dan Aceh.
"Telah
dilakukan penyekatan, karena ada beberapa masyarakat yang mengungsi ke Sumatera
Utara. Tentu kita akan melakukan berbagai upaya supaya masyarakat bisa
tenang," kata Badrodin di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang,
Rabu (14/10).
Selain
itu, Badrodin memastikan para pelaku kerusuhan akan diproses sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku. Setidaknya ada sekitar 40 warga, kata Badrodin, yang
telah diamankan hingga saat ini.
"Ada
sekitar 40 lebih yang sudah ditangani dan ditangkap untuk proses pemeriksaan.
Nanti dari hasil pemeriksaan, siapa-siapa yang bisa dijadikan tersangka akan
dijadikan tersangka," ujarnya.
Badrodin
kembali menjelaskan, insiden tersebut berawal sejak dua bulan lalu. Ada 21
gereja yang tidak memiliki izin di wilayah tersebut. Sebagian gereja kemudian
telah menyelesaikan urusan administrasi dan mendapat izin.
Sehari
sebelum kerusuhan pecah atau pada Senin (12/10), Badrodin mengatakan, sudah ada
pembicaraan dan kesepakatan antara pemerintah daerah, termasuk Bupati, dengan
tokoh masyarakat yang ada di Aceh Singkil. Kesepakatan itu menyebut bahwa
pelaksanaan pembongkaran gereja dilakukan dua minggu setelah kesepakatan
dicapai.
"Tetapi
sebagian (warga) tidak mengakui kesepakatan yang dibuat sehingga masyarakat
melakukan aksi anarkis,” kata mantan Kapolda Sumatera Utara itu.
Jenderal
bintang empat itu pun direncanakan akan mendatangi lokasi terjadinya insiden di
Aceh Singkil hari ini. Kunjungan itu untuk meninjau langsung bagaimana kejadian
tersebut dapat terjadi.
"Karo
Ops sudah ada di sana, Kasat Brimob sudah di sana. Kenapa ini bisa terjadi,
kita nilai nanti," ujarnya.[ROL]