LHOKSUKON - Sejumlah desa di Kecamatan Cot Girek dan Lhoksukon,
Kabupaten Aceh Utara terancam kebanjiran. Pasalnya, ada beberapa titik tanggul
jebol di dua kecamatan itu yang kini kondisinya belum diperbaiki.
Tanggul
sungai sepanjang 30 meter jebol terdapat di Desa Geulumpang (KM 10), Kecamatan
Lhoksukon. Sementara di Desa Meunasah Trieng, Kecamatan Cot Girek terdapat
seratus meter tanggul jebol.
Hal
ini dikatakan Camat Cot Girek, Usman K, saat ditanyai lintasatjeh.com malam,
Senin (12/10/2015). Dirinya mengakui bahwa warga kini sangat resah. Pasalnya,
setiap musim penghujan tiba, banjir kerap merendam perumahan warga di Daerah
Aliran Sungai (DAS) tersebut.
"Setiap
musim hujan, khususnya di penghujung tahun, banjir selalu saja menghampiri
rumah warga. Banjir bahkan datang tidak tanggung-tanggung, ketinggiannya pernah
mencapai satu meter lebih," ucapnya.
Camat
Lhoksukon, Saifuddin, mengatakan, pihaknya dari Kecamatan sudah mengusulkan
persoalan itu kepada Pemerintah Kabupaten. Namun belum direspon.
"Sudah
kami usul, tapi belum juga direspon. Memang saya akui bahwa kondisi tanggul di
desa itu kini mengancam pemukiman penduduk, sebab banjir kerap datang,"
ujar Saifuddin.
Dirinya
juga mengatakan, Wakil Bupati Aceh Utara, Drs. Muhammad Jamil sudah pernah
meninjau titik-titik tanggul yang rusak atau jebol di Lhoksukon akhir September
lalu ketika kawasan tersebut dilanda banjir.
"Pak
Wabup meminta warga untuk tetap bersabar, dan jikapun banjir kembali terjadi,
maka beliau menghimbau agar segera mengungsi. Tanggul jebol akan segera
diperbaiki," ucapnya meniru ucapan Muhammad Jamil.
Warga
mengatakan, tanggul tersebut jebol akibat tak mampu menahan derasnya air sungai
yang meluap. Sehingga banjir pun merendam hingga meluas ke desa lainnya.
"Tanggul
itu jebolnya ketika banjir menerjang akhir 2014 lalu. Banjir tahun lalu memang
sangat luar biasa, ada sekitar 24 Kecamatan di Aceh Utara yang waktu itu
diterjang banjir," kata Saifullah, warga setempat.
Warga
sangat berharap Pemerintah terkait dapat memperhatikan nasib warga yang kini
dibawah ancaman bencana banjir. Tak banyak, warga hanya meminta tanggul
dibangun kembali agar banjir tak lagi menghantui warga.[Chairul]