Bagi sebagian orang, bicara
secara terbuka terkait topik seksualitas masih dianggap sebagai hal yang sangat
tabu. Tak terkecuali pada mereka yang telah menikah lama dan memiliki anak.
Sejumlah kasus hilangnya romantisme dan keharmonisan dalam rumah tangga, menurut psikolog seksual, Zoya Amirin, kerap pula terjadi akibat adanya ketidakpuasan dalam berhubungan seksual yang dirasakan oleh suami maupun istri.
"Coba perhatikan, jika ada pria tampak murung di tempat kerja, tak bergairah dan cenderung suka mengeluh bahkan kerap sakit kepala, bisa jadi pria itu tidak mendapatkan kepuasan seksual dari istrinya. Demikian juga sebaliknya, jika ada istri yang cenderung suka marah-marah dan doyan bergunjing dengan banyak orang, bisa jadi sang isteri tersebut juga tak mendapatkan kepuasan seksual dari suaminya," papar Zoya.
Mengapa hal itu bisa terjadi? "Itu dia masalahnya, meskipun mereka sudah jadi pasangan suami istri cukup lama dan kerap berhubungan seksual, tapi banyak sekali dari mereka yang sulit dan tidak berani bicara terbuka dengan pasangan sendiri mengenai kehidupan seksual mereka.
Pasalnya, persoalan seks oleh budaya timur masih dianggap sesuatu hal yang sangat tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Padahal itu sangat penting," tegas Zoya.
Oleh karena itu tak bisa dipungkiri, kata Zoya, bila ada pertanyaan "sepenting apa seks dalam pernikahan?" Zoya menegaskan bahwa pengaruh kehidupan seksual di rumah tangga sangat besar pada kualitas hidup suami dan istri dalam menjalani keseharian.
"Saya punya seorang klien yang menderita migrain bertahun-tahun. Setelah berobat ke beberapa dokter ahli, tidak juga sembuh. Lalu dia direkomendasikan ke saya. Akhirnya, setelah dilakukan konsultasi beberapa kali, penyebab migrain menahunnya diketahui. Ternyata ia memang tak pernah merasa puas saat berhubungan seksual dengan suaminya," tutur Zoya memberi contoh.
Satu hal menarik dalam ilmu psikologi seksual, kata Zoya, jika melihat contoh kasus salah satu kliennya, "Menurut ilmu psikologi, seorang perempuan dapat didiagnosis mengalami gangguan seksual jika pasangan prianya tidak bisa memuaskannya. Sehingga kunci bagi perempuan untuk mendapatkan kepuasan seksual berasal adalah dari faktor performa prianya."
Bagaimana cara memuaskan perempuan saat berhubungan seksual? Kata Zoya, hal pertama adalah penis si pria harus mampu melakukan penetrasi ke dalam vagina. "Agar dapat melakukan penetrasi, tentu penis pria harus tegang dan keras. Setelah itu, dapat memberikan rangsangan seksual atau foreplay sehingga perempuannya siap dan nyaman saat berhubungan seksual. Selanjutnya, tinggal komunikasikan bagaimana caranya agar keduanya bisa sama-sama mengalami orgasme.
"Jadi, kata Zoya, jangan sampai hanya salah satu saja yang mengalami orgasme. "Biasanya, perempuan akan merasa sebal dan kesal bukan main kalau sedang berhubungan seksual dan merasa sudah akan orgasme, tiba-tiba si prianya minta ganti gaya. Dan biasanya juga si perempuan jadi susah untuk terangsang kembali jika harus mulai dari awal lagi," kata Zoya.
Oleh karena itu, tegas Zoya,"Kuncinya memang harus komunikasi secara terbuka terutama soal kehidupan seksual antara suami dan istri. Supaya pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak terganggu oleh masalah seksual yang tidak terpuaskan."[Tabloidnova.com]
Sejumlah kasus hilangnya romantisme dan keharmonisan dalam rumah tangga, menurut psikolog seksual, Zoya Amirin, kerap pula terjadi akibat adanya ketidakpuasan dalam berhubungan seksual yang dirasakan oleh suami maupun istri.
"Coba perhatikan, jika ada pria tampak murung di tempat kerja, tak bergairah dan cenderung suka mengeluh bahkan kerap sakit kepala, bisa jadi pria itu tidak mendapatkan kepuasan seksual dari istrinya. Demikian juga sebaliknya, jika ada istri yang cenderung suka marah-marah dan doyan bergunjing dengan banyak orang, bisa jadi sang isteri tersebut juga tak mendapatkan kepuasan seksual dari suaminya," papar Zoya.
Mengapa hal itu bisa terjadi? "Itu dia masalahnya, meskipun mereka sudah jadi pasangan suami istri cukup lama dan kerap berhubungan seksual, tapi banyak sekali dari mereka yang sulit dan tidak berani bicara terbuka dengan pasangan sendiri mengenai kehidupan seksual mereka.
Pasalnya, persoalan seks oleh budaya timur masih dianggap sesuatu hal yang sangat tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Padahal itu sangat penting," tegas Zoya.
Oleh karena itu tak bisa dipungkiri, kata Zoya, bila ada pertanyaan "sepenting apa seks dalam pernikahan?" Zoya menegaskan bahwa pengaruh kehidupan seksual di rumah tangga sangat besar pada kualitas hidup suami dan istri dalam menjalani keseharian.
"Saya punya seorang klien yang menderita migrain bertahun-tahun. Setelah berobat ke beberapa dokter ahli, tidak juga sembuh. Lalu dia direkomendasikan ke saya. Akhirnya, setelah dilakukan konsultasi beberapa kali, penyebab migrain menahunnya diketahui. Ternyata ia memang tak pernah merasa puas saat berhubungan seksual dengan suaminya," tutur Zoya memberi contoh.
Satu hal menarik dalam ilmu psikologi seksual, kata Zoya, jika melihat contoh kasus salah satu kliennya, "Menurut ilmu psikologi, seorang perempuan dapat didiagnosis mengalami gangguan seksual jika pasangan prianya tidak bisa memuaskannya. Sehingga kunci bagi perempuan untuk mendapatkan kepuasan seksual berasal adalah dari faktor performa prianya."
Bagaimana cara memuaskan perempuan saat berhubungan seksual? Kata Zoya, hal pertama adalah penis si pria harus mampu melakukan penetrasi ke dalam vagina. "Agar dapat melakukan penetrasi, tentu penis pria harus tegang dan keras. Setelah itu, dapat memberikan rangsangan seksual atau foreplay sehingga perempuannya siap dan nyaman saat berhubungan seksual. Selanjutnya, tinggal komunikasikan bagaimana caranya agar keduanya bisa sama-sama mengalami orgasme.
"Jadi, kata Zoya, jangan sampai hanya salah satu saja yang mengalami orgasme. "Biasanya, perempuan akan merasa sebal dan kesal bukan main kalau sedang berhubungan seksual dan merasa sudah akan orgasme, tiba-tiba si prianya minta ganti gaya. Dan biasanya juga si perempuan jadi susah untuk terangsang kembali jika harus mulai dari awal lagi," kata Zoya.
Oleh karena itu, tegas Zoya,"Kuncinya memang harus komunikasi secara terbuka terutama soal kehidupan seksual antara suami dan istri. Supaya pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak terganggu oleh masalah seksual yang tidak terpuaskan."[Tabloidnova.com]