IST |
INDIA - India sepekan terakhir sedang tegang karena kerusuhan
di Negara Bagian Bihar. Kekerasan antar warga dipicu sentimen agama, ketika
penduduk desa mayoritas muslim menyembelih sapi, memicu kemarahan warga Hindu
dari desa lainnya. Satu korban, seorang pria yang tak disebut identitasnya,
dipukuli sampai tewas oleh massa yang mengamuk.
Times
of India melaporkan, Kamis (8/10), Perdana Menteri Narendra Modi akhirnya
angkat bicara setelah kerusuhan itu diredam pemberitaannya oleh media setempat.
Saat berkampanye di Nawada, dekat wilayah konflik, orang nomor satu di Negeri
Sungai Gangga itu mengatakan kekerasan pekan lalu adalah insiden yang dipicu
oleh kemiskinan. Selama ada kemiskinan, maka gesekan sering terjadi sehingga
warga Hindu dan Muslim sulit akur.
"Mewakili
pemerintah, saya berharap umat hindu dan muslim harus bahu membahu melawan
kemiskinan. Karena dengan adanya perdamaian itu, negara ini bisa maju,"
kata Modi.
Modi
adalah ketua Partai Bharatiya Janata (BJP), organisasi politik berhaluan Hindu
garis keras. Selepas pengeroyokan di Bihar terjadi, beberapa petinggi BJP
terkesan melindungi para pelaku, dengan mengatakan penyembelihan sapi merupakan
provokasi.
Politikus
BJP di Bihar, misalnya Sushil Modi, mengusulkan ada larangan menyembelih sapi
di seluruh negara bagian. Isu ini digoreng lebih lanjut oleh Partai Kongres,
kelompok oposisi di parlemen, untuk membela para pemilihnya dari kalangan
Islam.
"Sudah
ada 24 negara bagian, dari 29, yang melarang penyembelihan sapi. BJP sebaiknya
bekerja keras lebih dulu membuktikan implementasinya di lapangan," kata
juru bicara Partai Kongres Pramod Tiwari.
Ketegangan
akibat sapi tak cuma terjadi di kalangan akar rumput, tapi hingga sesama
anggota parlemen. Salah satu anggota BJP pada Kamis (2/10), memukul politikus perwakilan
Kahsmir, Abdul Rashid Sheikh, hanya karena makan daging sapi dalam kunjungan
dinas.
"Saya
mengonsumsi daging sapi yang mana itu adalah hak sesuai ajaran agama
saya," kata Abdul yang segera melaporkan pemukulan itu kepada polisi.
BJP
mulai tahun ini sangat serius membuat larangan dalam pelbagai aspek, yang
intinya melindungi sapi. Bagi penduduk India yang mayoritas Hindu, hewan ini
diyakini sebagai tunggangan dewa, sehingga setiap ternak lembu di negara itu
tidak boleh dijual. Salah satu aksi konkretnya adalah mengirim tambahan 30 ribu
personel militer ke perbatasan Bangaladesh.
Perintah
pengamanan perbatasan ini dikeluarkan langsung oleh Perdana Menteri India
Narendra Modi. Nilai penyelundupan sapi asal India ke Bangladesh ditaksir
mencapai USD 600 juta per tahun. Itu setara ada dua juta sapi asal Negeri
Sungai Gangga yang diseberangkan ke negara tetangganya. Penyelundupan ini terus
terjadi selama 40 tahun terakhir.[Merdeka]