-->






 





Ada Juru Foto di Taman Bambu Runcing Langsa

18 Oktober, 2015, 13.54 WIB Last Updated 2015-10-18T06:55:09Z
LANGSA - Tiap hari libur khususnya menjelang sore hari suasana di taman bambu runcing Kota Langsa semakin ramai dipenuhi pasangan keluarga, muda mudi, tua muda, anak-anak, laki-laki dan perempuan bersenda gurau tertawa bahagia menikmati suasana taman yang nyaman dan asri.

Namun ditengah-tengah pengunjung, ada pemandangan berbeda dengan hadirnya seorang pria yang sudah tidak muda lagi dengan kamera dslr tergantung di lehernya dan sebuah tas kain warna hitam yang disandang disamping pinggangya, Sabtu (18/10/2015) malam Minggu.

Lelaki dengan kulit yang sudah mulai keriput itu berkeliling mendatangi orang-orang yang ada di taman dan menawarkan jasanya untuk diambil fotonya dengan kamera dslr. Memang tidak semua pengunjung taman bambu runcing tertarik diambil foto dan langsung dicetak tapi pria paruh baya itu tak putus asa dan terus menawarkan jasanya.

Lelaki itu bernama M. Yahya, warga asli Dusun Nuri Kebun Lama, Kec. Lama, Kota Langsa. M. Yahya tetap giat menenteng kameranya di usianya yang sudah menginjak 67 tahun. Beristrikan Darmani yang berumur 2 tahun lebih muda, M. Yahya dikaruniai 7 orang putra, 4 laki-laki dan 3 perempuan.

Berbekal pengalamannya menjadi juru foto keliling sejak tahun 1973, M. Yahya menekuni pekerjaannya hingga tahun 2012 dan beroperasi di Pelabuhan Kuala Langsa. Dalam perjalanannya, terkadang tidak semulus yang dibayangkan. Bahkan pengalaman pahit harus dijalaninya ketika dirinya menjadi korban hipnotis dan harus merelakan kameranya dibawa kabur sang penghipnotis. Pengalaman 3 tahun lalu menjadi cambuk diri, bahwasanya orang baik belum tentu memiliki niat baik.

Semenjak saat itu, M. Yahya harus mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk membeli kamera baru sebagai penunjang kerjanya. Alhasil, sudah 3 tahun ini M. Yahya kembali menjadi juru foto dan pindah lokasi dari Kuala Langsa ke taman bambu runcing di pusat Kota Langsa. Dengan motor tuanya, bermerk Astrea 800 yang pernah menjadi kendaraan idola pada masanya, M. Yahya berangkat menuju taman bambu runcing sekitar pukul 16.30 WIB. Dirinya langsung beraksi dengan mendatangi para pengunjung untuk menawarkan pemotretan.   Meski tidak semua orang tertarik karena lebih memilih berfoto ria dengan kamera ponselnya, namun kalau rezeki tak akan lari.

Rupanya ada pengunjung yang tertarik untuk merasakan jepretan kamera Bapak Yahya. Pak Yahya langsung beraksi dengan kameranya kemudian menjepret seorang ibu rumah tangga Deviana (33), bersama dengan anak dan tetangganya dengan latar belakang khas patung bambu runcing simbol perjuangan warga Langsa.

Devina mengatakan sengaja datang ke taman bambu runcing bersama anak dan tetangganya untuk berekreasi menikmati suasana, menghilangkan suntuk dan menikmati hari libur.

Devina juga mengaku sudah lama tahu kalau Pak Yahya merupakan juru potret di taman bambu runcing bahkan sejak kecil dirinya mengenal Pak Yahya karena memang tetangga kampung. "Sudah tahu dari kecil bahkan dulu ada 3 orang juru foto. Tapi sekarang sepertinya tinggal Pak Yahya saja," ujarnya.

"Jarang foto, paling pakai kamera ponsel saja. Tadi memang rencana kami mau foto sama Pak Yahya, soalnya bisa langsung dicetak. Kalau di hp khan jarang dicuci," kata Devina sembari mengatakan untuk harga fotonya standar, enaknya tidak perlu ke studio foto. Tinggal tunggu sambil rekreasi sudah jadi.

Hal yang sama juga disampaikan Laili Wahyuni (33), warga Desa Sidorejo, Kec. Langsa Lama, Kota Langsa.

"Kebetulan jalan dengan teman dan anaknya. Tadi sempat cari bapak juru potret. Sengaja mau foto di taman bambu runcing," katanya.

"Tapi saya salut sama Bapak Yahya, meskipun sudah tua tapi masih semangat bekerja. Jadi silahkan pengunjung datang ke bambu runcing sembari berfoto ria," pungkasnya.

Tidak menunggu lama, sekitar 15 menit setelah difoto. Bapak Yahya sudah kembali dengan hasil jepretannya. Kemudian diserahkan ke pengunjung dan dengan senyum sumringah melihat hasilnya.

"Terimakasih, saya harus cari pelanggan lagi," demikian kata M. Yahya sembari menghabiskan waktunya hingga menjelang magrib.[ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini