-->

Pemuda Jangan Terlena Dengan Uang Receh

02 September, 2015, 16.57 WIB Last Updated 2015-09-03T01:36:51Z
ACEH TIMUR - Menanggapi pergerakan pemuda di Aceh Timur saat ini, sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Mental para pemuda hari ini telah terkontaminasi oleh praktek-praktek kapitalis, dan banyak diantara mereka yang justru mengemis-ngemis proyek pada pemerintah tanpa memikirkan kapasitas dan potensinya sebagai agen perubahan. Tanpa sadar tidak ada lagi mental-mental untuk merubah keadaan tersebut. 

Hal ini disampaikan oleh tokoh muda Aceh Timur Sayyid Muhammad Chaidir Almahdaly, kepada lintasatjeh.com, Rabu (2/9/2015).

Katanya, kondisi ini harus segera disiasati oleh kaum muda, kita jangan lagi terlena dengan 'uang receh'. Kita harus mengambil peran, untuk aktif membangun sebuah tataran semangat baru yaitu semangat muda.

"Kondisi politik di Aceh Timur telah menggerus peran pemuda dan mahasiswa, premanisme mengajarkan barisan muda ini untuk takut dan diam, selama ini praktek politik yang kerap di peragakan di Aceh Timur jangan dijadikan sebagai sebuah pertimbangan untuk eksistensi, barisan muda yang dibayar oleh pemerintah untuk melindunginya itu bukanlah barisan yang kita maksudkan. 

Yang kita maksudkan adalah barisan-barisan muda yang pro rakyat, idealis dan cerdas, hingga tidak terjebak dalam konflik elit politik yang lain," katanya bersemangat.

Saya, katanya lagi, sangat menginginkan tataran pergerakan baru pemuda di Aceh Timur yang lepas dari pengaruh siapapun, hingga peran yang diemban oleh pemuda ini sesuai dengan koridornya, dan meminimalisir penjilat-penjilat muda yang mengatasnamakan rakyat kemudian menjadikan lahan profitabilitasnya sendiri.

"Jika ini terus berlangsung, kita tidak berani menjamin bahwa suatu saat indepedensi para pemuda telah menjadi sebuah barang antik dimanapun, oleh karenanya langkah preventif yang kita konseptualisasikan hari ini adalah hanya untuk membangkitkan semangat muda untuk berperan lebih kepada daerah, bukan hanya diam menjadi penonton, dan bersorak. Tentu kita tidak ingin terjebak dalam lingkaran itu saja, gagasan dan ide nantinya akan menjawab sebuah perubahan yang lebih baik," bebernya lagi.

Ini, kondisi riil pergerakan pemuda, tidak hanya di Aceh Timur, bahkan di Aceh juga hari ini pemikiran-pemikiran para pemuda justru mengarahkan mereka pada kemewahan-kemewahan dalam kemapanan, dan menutup gagasan yang pro akan rakyat, dan lebih memilih untuk menghalalkan segala cara agar profitabilitas ini didapatkan.

"Dan inilah yang sangat dikhawatirkan, ketika frame berfikir para pemuda telah jauh melenceng dari yang seharusnya," tutup pemuda yang juga pernah menjabat sebagai JUBIR Gerakan Pemuda Mahasiswa Aceh Timur dan Ketua Umum IPPAT banda Aceh.[ar/rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini