IST |
MEDAN - Seorang warga tewas ditembak oknum Polisi Militer
(PM) di kawasan Jl Brigjen Katamso Medan, Sumatera Utara (Sumut). Korban yang
diketahui bernama Muhammad Ridwan (23), akhirnya tewas dengan luka tembak di
dada sebelah kiri.
Kasus
tembak mati ini menghebohkan, apalagi penembakan tersebut disebut - sebut
dilihat seorang polisi dan disaksikan beberapa anggota masyarakat di sana.
Pelaku penembakan itu adalah Kopda UN anggota Denpon I/5 Bukit Barisan.
"Ada
polisi yang melihat dan sama sekali tidak berbuat untuk menyelamatkan korban.
Kejadian ini seperti aksi koboi jalanan," ujar seorang saksi mata yang
melihat kejadian penembakan, Mawardi (43) kepada SP di rumah duka di
Kampung Aur Medan, Senin (21/9).
Mawardi
mengatakan, latar belakang dari penembakan itu diduga berawal dari perkelahian
korban dengan seorang pengunjung di Discoktek New Zone di Jl Wazir Medan, dini
hari tersebut. Perkelahian itu kemudian berlanjut di luar tempat hiburan malam
tersebut.
"Setelah
dilerai masyarakat sekitar, lawan Rendi kemudian pergi. Tidak lama kemudian
datang dua orang pria berambut cepak dengan postur tubuh tegap. Salah satunya
diketahui Kopda UN. Rendi berusaha kabur dan oknum TNI itu langsung melepaskan
tembakan," katanya.
Istri
korban penembakan yang sedang hamil 8 bulan, belum bisa memberikan katerangan
atas musibah yang menimpa keluarganya tersebut. Namun, sebagian dari keluarga
meminta pimpinan TNI menindak oknum TNI yang menembak Rendi sehingga tewas.
Kepala
Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) I/Bukit Barisan, Kolonel Infantri
Enoh Solehudin, membenarkan pelaku penembakan itu adalah anggota Detasemen PM
I/5 Bukit Barisan. Kasus itu pun sudah ditangani untuk diselidiki.
"Tindakan
tegas pasti diberikan kepada orang bersangkutan. Tidak hanya terkait penembakan
ini, anggota yang terkontaminasi narkoba juga ditindak. Ini perintah Pangdam I
Bukit Barisan," jelasnya.
Ditambahkan,
saat kejadian itu sedang terjadi bentrokan antarpemuda di kawasan Jl Wazir.
Kopda UN berusaha melerai pertikaian tersebut. Bahkan, ada kelompok pemuda yang
membawa senjata tajam, dan saling melempar batu.
Oknum
TNI itu kemudian melepaskan tembakan peringatan ke udara sebanyak dua kali.
Namun, kelompok pemuda yang bertikai justru tidak mengindahkannya. Saat itu,
kejadian yang tidak diinginkan terjadi. [SuaraPembaharuan]