JAKARTA - Kondisi perekonomian Malaysia masih juga belum stabil. Rendahnya harga komoditas global dan ditambah lagi pelemahan pertumbuhan ekonomi China menghantam ekonomi dan nilai tukar negeri jiran.
Nilai tukar Ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika (USD) kini menyentuh level terendah dalam 17 tahun terakhir. Tidak hanya itu, Ringgit juga melemah terhadap dolar Singapura.
Dilansir dari Thestar, nilai tukar Ringgit kini menyentuh level RM 4,339 per USD. Terhadap dolar Singapura, Ringgit menyentuh level RM 3,056 per dolar Singapura.
"Ini merupakan akibat campuran ketidakpastian politik, lemahnya data China dan penurunan harga komoditas," kata seorang pedagang mata uang seperti dilansir dari media Thestar di Jakarta, Rabu (9/9).
Moody's Investor Service dalam laporannya kemarin telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China dan banyak negara di kawasan Asia Pasifik.
"Kami sebelumnya telah mengharapkan output regional untuk menaikkan ekonomi dari tahun ini. Sekarang kami perkirakan akan melambat tapi pasti untuk 2015 dan 2016."
Moody's telah merevisi pertumbuhan ekonomi Malaysia dari sebelumnya 5 persen menjadi 4,5 persen tahun depan. Pertumbuhan China juga telah dipangkas menjadi 6,3 persen dari sebelumnya 6,5 persen dan India dari 7,5 persen menjadi 7,6 persen.
"Penurunan tajam harga energi menyakitkan Malaysia, di mana pendapatan negara dari minyak dan gas mencapai 30 persen dan lebih dari 20 persen itu dari ekspor."
Malaysia telah menjadi mitra dagang China sejak 2008 silam. Perlambatan ekonomi China akan memberi dampak buruk pada Malaysia. "Kini terjadi perlambatan konsumsi swasta dalam negeri dan permintaan eksternal (dari China) juga melemah."[merdeka]