BANDA ACEH - Istri Jalifnir alias Teungku
Plang, Yusnidar (37) didampigi putrinya Neliana (18) warga perumahan Cinta
Kasih Neheun Aceh Besar, yang merupakan salah seorang anggota Din Minimi yang
ditangkap oleh jajaran Polda Aceh beberapa waktu yang lalu, menerima bantuan berupa satu unit mesin jahit dari Yayasan Advokasi Rakyat
Aceh (YARA) di Banda Aceh, Selasa (22/9/2015).
Tgk
Plang yang merupakan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tidak
pernah mendapat perhatian dari pemerintah Aceh, yang notabenya sesama mantan
pejuang, memilih bergabung dengan kelompok bersenjata Din Minimi untuk
memperjuangkan nasib anak-anak yatim dan janda korban konflik di Aceh.
Jafnir,
ditangkap oleh jajaran Polda Aceh beberapa waktu yang lalu karena dituduh
mengeksekusi dua prajurit TNI di Nisam Antara beberapa bulan yang lalu.
Penyerahan
berlansung di kantor YARA jalan Pelangi No 88 Kp. Keuramat Banda Aceh, yang diserahkan
lansung oleh ketua Direktur Eksekutif YARA Safaruddin SH.
Usai
penyerahan tersebut, Safaruddin mengatakan bantuan itu diberikan untuk
menggugah hati pemerintah Aceh agar dapat memperhatikan nasib mantan kombatan
yang masih hidup dalam kemiskinan.
“Semoga
langkah ini bisa dapat perhatian dari pemerintah Aceh, dengan memberikan
perhatian kepada kaum lemah di Aceh, penyerahan ini memang kecil nilainya, tapi
bertujuan untuk mengerakkan hati Pemerintah Aceh agar memperhatikan nasib
rakyatnya yang dalam kesulitan,” ujar Safaruddin.
Dia
berharap, semoga dengan bantuan rekan-rekan media menyampaikan kegiatan ini
dapat sampai kepada Gubernur dan DPR Aceh.
Sementara
Yusnidar mengucapkan banyak terima kasih kepada YARA. Semoga pemberian bantuan
ini menjadi cambuk bagi Pemerintah Aceh untuk memperhatikan nasib rakyatnya
terutama para istri dan anak yatim para mantan pejuang GAM. Dirinya mengaku
selama ini walaupun hidup di bawah himpitan kemiskinan, belum pernah mendapat
bantuan dari pemerintah, sehingga suaminya (Tgk Plang) memilih bergabung dengan
kelompok Din Minimi untuk memperjuangkan nasib para janda, anak yatim dan
mantan kombatan yang tidak pernah dapat perhatian pemerintah.[rls]