-->

IPKJI Gelar Seminar Jiwa, Peserta Membludak

03 September, 2015, 14.53 WIB Last Updated 2015-09-04T01:15:42Z
BANDA ACEH - Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa (IPKJI) Aceh menggelar seminar dengan tema "Peran IPKJI Aceh dalam mengembangkan asuhan keperawatan jiwa," bertempat di aula training centre RSJ Aceh, Kamis (3/9/2015).

Seminar ini digelar dalam rangka pembinaan anggota, dan berlangsung dengan sangat baik dimana para peserta sangat antusias mengikuti seminar ini.

Adapun pembicara dalam seminar jiwa ini adalah H. Supriyanto, M. Kes (Ketua IPKJI Indonesia), Ns. Hasniah, Sp. Kep. Jiwa (Dosen Poltekkes Kemenkes RI Aceh) dan Dr. Malahayati, Sp.KJ (Dokter jiwa RSJ Aceh).

Dalam laporannya Ketua Panitia, Ns. Hasniah, Sp. Kep. Jiwa, mengatakan dari 60 orang peserta yang ditargetkan ternyata peserta membludak melebihi target.

"Target peserta 60 orang namun ternyata mencapai 123 orang yang berasal dari semua kabupaten dan kota se-Aceh," katannya.

Kegiatan seminar berlangsung dengan baik apalagi para peserta begitu antusias saat memasuki sesi tanya jawab. Seperti salah satu peserta yang mengajukan pertanyaan kepada nara sumber.

Aiyub, Sc peserta dari Sabang ini menyarankan perlunya diberikan penguatan pada puskesmas sebagai pintu terdepan penanganan kasus jiwa.

Nara sumber dalam hal ini disampaikan Supriyanto, menegaskan bahwa hal ini perlu menjadi perhatian instansi dinas kesehatan dalam pembenahan manajemen tingkat puskesmas sehingga tidak semua pasien jiwa dirujuk ke RSJ Aceh.

Selanjutnya peserta lain dari Kota Langsa T. Iskandar Faisal, S.Kp, M. Kes menyoroti tentang kondisi ketersediaan obat jiwa di puskesmas yang minim dan sering putus obat.

"Keadaan ini membuat pasien tidak sembuh sempurna," sebut Faisal yang juga selaku Ketua PPNI Aceh Timur.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Dr. Mala mengatakan bahwa masalah ketersediaan obat di puskesmas harus menjadi perhatian Pemerintah Aceh dan Pemkab/Pemkot di Aceh.

"Saat ini jika semua pasien jiwa dirujuk ke RSJ Aceh, maka RSJ akan over capacity. Saat ini saja RSJ kewalahan menangani pasien jiwa karena sudah terlalu banyak," pungkas Dr. Mala.[ar/tif]
Komentar

Tampilkan

Terkini