LHOKSEUMAWE - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi
Mahasiswa Unimal Peduli Petani menggelar aksi damai dalam rangka memperingati
Hari Tani Nasional, yang berlangsung di depan Gedung Bupati Aceh Utara, Rabu
(30/9/2015).
Korlap
aksi, Zahari Lubis mengatakan, pihaknya mengajukan sepuluh point tuntutan
kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Salah satunya segera keluarkan
keputusan presiden (kepres) terkait penyelesaian konflik agraria.
Kemudian
diminta untuk bubarkan perkebunan negara, perkebunan asing dan swasta menjadi
perkebunan rakyat.
"Kemudian,
kembalikan tanah rakyat yang dirampas perkebunan negara, asing, swasta
developer dan mafia tanah. Bupati Aceh Utara harus mengusut dan menyelesaikan
permasalahan kelangkahan pupuk bersubsidi," tegasnya.
Poin
lain juga disampaikan dalam aksi ini yakni tingkatkan kinerja aparatur
pemerintahan dalam pembangunan pertanian atau instansi terkait terutama kinerja
penyuluhan pertanian lapangan baik kualitas maupun kuantitas penyuluhan.
Berikan
bantuan bibit unggul, pupuk bersubsidi, obat - obatan pertanian, tractor,
kepada seluruh wilayah pertanian.
Berikut
tuntutan lengkap :
1.
Segera keluarkan keputusan presiden (kepres) terkait penyelesaian konflik
agraria.
2.
Bubarkan perkebunan negara, perkebunan asing dan swasta menjadi perkebunan
rakyat.
3.
Kembalikan tanah rakyat yang dirampas perkebunan negara, asing, sewasta
developer dan mafia tanah.
4.
Bupati Aceh Utara harus mengusut dan menyelesaikan permasalahan kelangkahan pupuk bersubsidi.
5.
Tingkatkan kinerja aparatur pemerintahan dalam pembangunan pertanian atau
instansi terkait terutama kinerja penyuluhan pertanian lapangan baik kualitas
maupun kuantitas penyuluhan.
6.
Berikan bantuan bibit unggul, pupuk bersubsidi, obat - obatan pertanian,
tractor, kepada seluruh wilayah pertanian.
7.
Jangan biarkan gabah petani aceh utara di beli oleh oknum luar yang meraup
keuntungan besar dari petani kita.
8.
Berikan keterbukaan informasi mengenai harga hasil produksi pertanian, agar
agen pengumpul tidak semena - mena menaruh harga yang tidak sesuai dengan modal
yang dikeluarkan oleh petani.
9.
Eksekutif (bupati) dan legislatif (DPRK) harus sinkron dalam mengembangkan
pertanian di Aceh Utara, sehinnga para petani harus merasakan kehadiran
pemerintah.
10.
Pembangunan waduk Krueng Kerto Paya Bakong harus terus di iringi dengan
pembangunan irigasi sehingga 45000 an Hektar sawah bisa terairi dengan baik,
yang ada di pemukiman tersebut.
Dalam
aksi yang dilakukan di depan Kantor Bupati Aceh Utara, mahasiswa diterima oleh
Aisten I Sekdakab Aceh Utara dan Kadis Pertanian Aceh Utara.
Asisten
I Sekdakab Aceh Utara Drs. Anwar Adlin, yang mengatakan, terkait dengan
tuntutan para mahasiwa, pihaknya selama ini selalu memikirkan petani yang ada
di Pemkab Aceh Utara, dalam meningkatkan penghasilan petani.
"Menyangkut
Waduk Krueng Kerto Kecamatan Paya Bakong memang sedang dikerjakan, namun
demikian ada tahap - tahapannya. Begitu juga dengan waduk di Kecamatan
Jamuan," katanya.
Sementara
dalam permasalahan subsidi pupuk dan lain-lain, pihaknya mengaku akan
meningkatkan penyalurannya pada tahun 2016 nanti.
"Saya
harapkan kepada para mahasiswa jika ada temuan-temuan penyelewengan di lapangan,
maka para mahasiwa bisa melaporkan ke dinas terkait, dan kepada kami langsung.
Tidak perlu berbondong-bondong seperti ini," harapnya.[chairul]