-->

"Tuhan" Bersikukuh Tak Mengganti Namanya

25 Agustus, 2015, 14.30 WIB Last Updated 2015-08-25T07:34:17Z
BANYUWANGI — Tuhan, warga Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Glagah, bersikukuh untuk tidak mengganti namanya. Dia meyakini nama itu adalah pemberian orangtuanya dengan tujuan yang baik. 


"Saya tidak akan mengganti nama saya, kan itu pemberian orangtua. Selain itu, jika ganti nama, maka semua dokumen juga harus ganti; KTP, surat nikah, ijazah, dan surat-surat lainnya," kata Tuhan, Selasa (25/8/2015).


Bapak dua anak itu pun mengaku selama ini tidak pernah mengalami masalah terkait namanya yang unik itu. "Selama ini baik-baik saja. Enggak ada masalah. Saya hanya manusia biasa. Semua orang juga tahu kalau saya ini profesinya cuma tukang kayu," kata dia.


Komentar Tuhan ini muncul menyusul permintaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi yang meminta Tuhan berbesar hati untuk mengganti namanya. Hal tersebut diungkapkan Achmad Yamin, Ketua MUI Banyuwangi, pagi tadi.


"Lebih baik diganti, ataupun menambah namanya karena dengan nama yang sekarang hanya akan menimbulkan kontroversi," ujar Yamin.


Selain itu, secara etika, kata "Tuhan" juga tidak etis untuk digunakan sebagai sebuah nama. Ia lalu berharap, dinas terkait memperhatikan masyarakat yang akan memberikan nama kepada anak-anaknya. 


"Sebetulnya bisa diantisipasi sejak awal agar tidak menjadi polemik. Kan secara administrasi sudah diketahui jauh-jauh hari, apalagi dia kelahiran 1973," kata Yamin lagi. 


Sebelumnya, MUI Jawa Timur sudah mengimbau agar Tuhan mau mengganti namanya. Paling tidak, pria berusia 42 tahun itu perlu menambah nama pada awal atau pada akhir namanya agar tidak mengandung penafsiran yang salah. 


Menurut Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Bukhori, nama "Tuhan" dinilai kurang baik secara etika agama.[kompas]
Komentar

Tampilkan

Terkini