Satu dasawarsa Aceh damai, saatnya rakyat sejahtera,
semestinya Pemerintah tidak lagi mempersoalkan kesejahteraan para mantan
kombatan.
Mereka
seharusnya telah lebih dahulu diperhatikan dan ditempatkan pada keadaan yang layak,
bukan justru terabaikan, ini sangat miris.
Apakah
ini akan kita biarkan begitu saja, kita sangat menyayangkan jika masih ada
mereka mereka yang dulunya berjuang, mengorbankan nyawanya hingga Aceh mendapat
sebuah kekhususan dengan adanya UUPA.
Namun, semua
itu tidaklah berimplikasi pada seluruh para mantan kombatan, kita bisa melihat
dengan jelas pemberontakan yang terjadi 1 tahun terakhir di Aceh Timur, ini ada
apa?
Mengapa
begitu, jika mereka masih berada dalam keterpurukan, lantas
bagaimana dengan nasib pemuda, mahasiswa yang ingin
meneruskan kuliah hingga ke tingkat yang lebih tinggi, yang ingin mewujudkan
cita-citanya menjadi akademisi Aceh masa depan, bukankah ini
penting? Apakah kita juga harus memberontak dengan senjata? ini yang seharusnya
difikirkan oleh pemerintah saat ini, khususnya pemerintah Aceh Timur.
Jika
seandainya kami bisa mengatakan, bahwa seharusnya tidak ada lagi pengecualian
dalam proses pembangunan ini, jika benar semua kita telah
melebur menjadi rakyat, maka fokus pemerintah adalah mensejahterakan rakyat,
Tidak membanding bandingkan, sampai kapan perbandingan ini ada?
Apakah
kami harus mengulang masa lalu untuk memegang senjata dan kemudian saat ini
kami diperhatikan, kami juga Aceh, dan kami ingin membangun Aceh, semua kita
mencintai bumi serambi ini, tidaklah ada perbedaan antara kita.
Kita
berharap dalam momentum ini, agar pemerintah nanti nya tidak lagi harus lebih
menitikberatkan pada satu kelompok, karna penyelesaian itu sudah semestinya
selesai dengan dana otsus yang berlimpah. Saatnya kita menata kembali para para
generasi cerdas untuk berfikir bagaimana membawa Aceh berada pada gerbang
kemajuan bersama dimasa yang akan datang, kita berdamai sudah 10 tahun,
masyarakat telah kembali tersenyum tanpa harus merasa was was, mereka hanya
tinggal menunggu pemerintah untuk menunjang penghidupan yang layak bagi mereka
dan ini sangat tergantung pada sumber daya manusia yang progresif, maka lahirkanlah
mereka.
Khalidin
Geunta
Koordinator
Solidaritas Rakyat Aceh Timur (SARAT)