Habibah (45), salah seorang janda dari puluhan janda-janda
yang lainnya yang hanya bisa duduk termangu di depan gubuk tua, itu pun
sepeninggalan almarhum suaminya puluhan tahun yang lalu di Desa Nibong Baroh,
Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, yang sebenarnya sudah tidak layak
disebut rumah karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan sekali.
Kondisi rumahnya saat ini nyaris roboh alias rata dengan tanah
Mangapa
tidak rumah yang berbentuk gubuk tersebut hanya beratap daun rumbia yang sudah
bocor sana sini dan berdinding papan itu pun juga sudah pada bolong bolong dan keropos
alias lapuh dimakan usia. Benar-benar memprihatinkan kondisinya.
Nasib
Habibah sedang menanti realisasi bantuan yang telah dijanjikan "Rumah
Merah" oleh salah satu Partai yang berkuasa saat ini di Aceh sejak satu tahun
yang lalu, akan tetapi sampai kini janji tersebut tidak pernah terealisisasi.
Ironisnya,
akibat termakan janji-janji dari salah seorang oknum yang katanya akan segera
membangun rumah buat Habibah, panantian hanya tinggal penantian realisasi
bantuan rumah tidak kunjung dibangun.
Jangankan yang Merah yang kuning pun tak pernah kunjung dapat
Padahal,
Habibah pada saat itu pernah mengadaikan sepetak tanah untuk membayar biaya
pengurusan rumah tersebut.
Mengenai
masalah janji-janji oleh oknum tersebut yang belum ditepati hingga saat ini
diakui oleh oknum itu sendiri beberapa bulan yang lalu yang pernah media ini
jumpai bahkan ia kepada media ini berjanji lagi akan segera mencari solusinya
terkait janji "Rumah Merah" yang pernah dijanjikan kepadanya.
"Jika
pun tidak ada yang warna merah, maka kami akan berusaha mencari yang lain
apapun warnanya yang penting realisasi bantuan rumah buat habibah ada, karena
memang layak untuk di bantu," kata si pemberi janji itu.
Habibah
sendiri, mengaku tidak bisa memperbaiki rumahnya yang sudah hampir runtuh
tersebut, karena tidak mempunyai biaya. Dirinya juga mengakui kalau selama ini
tidak pernah lagi menerima bantuan apapun dari pemerintah setempat.
Wa
Ibah sapaan karibnya, sehari-hari berjualan goreng-gorengan di warung pinggir
jalan perusahaan eksplorasi minyak dan gas yaitu ExxonMobil itu pun sudah digusur
oleh pihak perusahaan raksasa tersebut. Tiap hari, dia menyiapkan jualannya.
Dengan
berjualan gorengan, ia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan ia juga
membiayai uang sekolah anak bungsunya dan dua orang cucunya.
Penulis: Razali