-->

[Puisi] Aceh

23 Agustus, 2015, 19.34 WIB Last Updated 2015-08-23T12:34:23Z
Oleh Mahdi Idris

Engkaulah wujud paling setia menemani kesenjangan
beribu purnama telah kugenggam bersamamu
di atas hamparan tanah dan mata air yang terpancar
dari kelenjar mata berair bermusim waktu.

Jika kita adalah puisi
maka engkaulah tanah yang kupijak
takkan pergi meski ke negeri di ujung pelangi;
sejak kukenal gemintang, bulan, dan matahari
serta cinta sang ibu yang melahirkan kebahagian,
meski penderitaan terlebih dulu mendekam diri.

Sering kutasbihkan hikayat
dalam tarian seudati
menari dengan irama rapa'i
kadang aku berhenti
di persimpangan jalan
menatap mesium luka
kokoh berdiri di taman ratu.

Kadang air terpancar jelma kolam
aku berenang ke tepian
mencari selendang Putroe Bungsu
yang disembunyikan Malem diwa,
tapi aku tak mampu meraihnya
terlalu berat beban di kepala
melenyapkan harapan demi harapan,
sejarah demi sejarah tinggal kenangan
dalam manuskrip dan catatan perjalanan.
Komentar

Tampilkan

Terkini